Mengapa Wajib Menggunakan Kandang Closed House ?

DOKTERUNGGAS.COM – Berikut ini kami sharingkan testimoni atau cerita sahabat Peternak Ayam yang sudah menggunakan kandang Closed House dari berbagai wilayah di Jawa :

Bisnis peternakan broiler (ayam pedaging) di Indonesia kian menjamur seiring dengan meningkatnya konsumsi daging ayam oleh masyarakat. Peluang ini dimanfaatkan oleh peternak broiler guna menekan biaya produksi (cost) untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, salah satunya yaitu dengan menyiasati sistem kandang.

kandang closed house

Kandang Modifikasi Semi Closed House

Kandang yang berfungsi sebagai naungan ayam untuk berlindung dari perubahan cuaca, gangguan binatang buas dan tempat beristirahat kini telah bertransformasi dari kandang open house (terbuka) menjadi closed house (tertutup) maupun semi closed house (semi tertutup).

Semi closed house atau bisa disebut juga kandang modifikasi, merupakan sistem kandang yang diadopsi dari kandang closed house. Kondisi dinding kandang modifikasi ini tertutup rapat dengan menggunakan tirai dan plafon yang diatur secara tertutup rapat yang bertujuan untuk vakum udara, serta menggunakan kipas (fan) guna menyedot angin. Penjelasan ini disampaikan oleh Nurmaulana, peternak broiler sekaligus pengelola farm milik Setya Winarno di Sukabumi, Jawa Barat.

“Sistem udara yang ditarik dari arah depan kandang (inlet) tanpa cooling pad dengan modifikasi menggunakan paranet hitam. Konsepnya zig-zag supaya udara yang ditarik dalam kondisi bersih. Dalam kegiatan upgrade kandang tradisional menjadi kandang modifikasi atau tunnel yang terbesar adalah pengadaan kipas,” terang pria yang kerap disapa Maulana ini.

Peternak broiler Sukabumi lainnya, Andono mengatakan, sekitar 75 % peternak di Indonesia masih menggunakan open house. Namun menurutnya, sejak awal 2019 lalu sudah banyak peternak yang mulai sadar. Dengan didukung oleh kemitraannya, peternak kini mulai mengubah kandangnya dari kandang terbuka menjadi kandang semi tertutup.

Andono sendiri telah beternak broiler sejak 19 tahun silam dengan memanfaatkan kandang terbuka. “Open house masih eksis pada rentang 2000 sampai 2007 dan hasilnya pun masih baik. Hingga memasuki 2010, pengguna open house mulai berkurang dan puncaknya pada 2018 peternak mulai ‘oleng’ dalam arti produksinya kalah bersaing dengan peternak yang menggunakan closed house maupun modifikasi,” terang Andono.

Peternak broiler Sukabumi sekaligus Pimpinan Pusat Tri Group, Setya Winarno, mengaku baru mengubah kandangnya dari terbuka menjadi tunnel pada awal 2019 lalu, tetapi langkah tersebut telah diinisiasi sejak 2015. Berawal dari mendapatkan hadiah undian berupa kipas, sehingga dia memasang di kandang miliknya dan mengubahnya menjadi kandang tunnel. Sebelumnya, ketika menggunakan kandang terbuka, Indeks Performa (IP) ayam miliknya sebesar 320, namun dirinya tidak mendapat keuntungan apapun sehingga berpaling menggunakan kandang semi tertutup.

“Dengan mengubah kandang menjadi semi tertutup membuat performa ayam bisa bagus. Dari sisi biaya lebih ekonomis daripada harus membangun closed house. Dan jika dibandingkan dengan biaya membangun kandang baru sangat jauh,” papar pria yang kesehariannya disapa Win ini.

Kelebihan Kandang Modifikasi

Peternak broiler Sukabumi, Jejen Jaelani, mengatakan sebelum kandang miliknya diubah menjadi semi tertutup populasinya hanya 30.000 ekor. Setelah kandangnya dimodifikasi, populasi broiler bertambah menjadi 50.000 ekor. Menurutnya, perbandingan saat ini adalah 1 m2 banding 15 ekor ayam dari yang sebelumnya menggunakan kandang terbuka yaitu 1 m2 banding 8 ekor.

“Dengan menggunakan semi closed house ini kenyamanan ayam cukup terjaga dan bisa mengurangi pola kerja. Berbeda ketika menggunakan open house, untuk mendapatkan IP 300 harus benar-benar begadang sampai malam,” ungkap Jejen.

Sepakat dengan Jejen, Maulana berpendapat dengan menggunakan kandang modifikasi akan meningkatkan IP dan mendapatkan efisiensi pakan yang lebih baik, sehingga hasil produksinya maksimal. Kapasitas kandang pun akan bertambah dari open house 1 : 10 ke semi closed house menjadi 1 : 15. “Dengan menggunakan kandang modifikasi pemeliharaan ayam akan menjadi lebih mudah. Sebab pekerjaan akan lebih efisien dan kondisi suhu kandang dapat terkontrol dengan baik. Kapasitas kandang pun akan bertambah menjadi 1 m2 banding 15 ekor ayam ,” jelasnya.

Peternak broiler di Karawang Jawa Barat, Mulyana mengaku dengan memodifikasi kandangnya menjadi semi closed house populasi ayamnya meningkat dari 7.000 – 10.000 ekor menjadi 18.000 ekor. Mulyana secara bertahap mengubah kandangnya dari open house menjadi semi closed house sejak 2017 dengan bantuan kredit dari Bank BRI.

Regional Head Sales Marketing PT Sinar Mustika Raya, Ricky Agustinus Wijaya sepakat, dengan mengubah kandang dari open house menjadi semi closed house bisa menampung populasi ayam sebanyak dua kali lipat dari sebelumnya. “Modifikasi biasanya memanfaatkan kandang yang ada untuk diubah dari open house menjadi closed house. Tahapan yang pertama yaitu dilihat dulu kandangnya layak atau tidak untuk dimodifikasi, sebab kapasitas ayam akan naik dua kali lipat,” ujar Ricky.

Direktur PT Unigro Artha Persada, Teddy Chandra, mengimbuhkan dengan kandang upgrade¬-an closed house, maka kepadatannya (density) akan lebih tinggi. Sehingga, menurutnya dari pihak peternak ataupun inti akan mendapat hasil yang baik. Dengan begitu, target genetik ayam pun akan tercapai.

“Untuk peternak yang masih mau beternak, maka mereka akan lari ke arah closed house atau semi closed house. Sehingga meskipun tidak full closed house, tetapi sudah tunnel. Kepadatan ayam dalam open house yaitu 8 – 10 ekor. Namun, belakangan semakin berkurang karena dengan kondisi lingkungan yang panas, banyaknya kendala di lingkungan dan penyakit membuat performa ayam menjadi turun,” jabar Teddy.

Pun dengan kondisi yang panas, ayam di open house tidak bisa berkembang. Genetik aslinya tidak bisa dioptimalkan. Sehingga dengan menggunakan semi closed house maupun closed house bisa meningkatkan kepadatan ayam menjadi 14 ekor per m2.

Ricky menambahkan, open house idealnya jumlah ayam per 1 m2 sekitar 8 ekor. Sedangkan dengan closed house bisa mencapai 16 ekor per m2. Tetapi karena ini kandang modifikasi, jangan mulai langsung 16 ekor per m2 tetapi harus bertahap dari 12 ekor dulu, jika hasilnya baik bisa ditingkatkan menjadi 13 ekor. Sebab semakin padat populasi ayam maka akan semakin sulit manajemennya.

Urgensi Kandang Modifikasi

Jika penggunaan open house terus dilakukan, maka peternak akan kalah bersaing. Pasalnya, harga ayam belakangan sering jelek, maka dengan kandang di-upgrade produksi ayam akan lebih baik. Harga pokok produksi (HPP) pun akan lebih rendah secara rataan dalam setahun. “Memilih kandang modifikasi dan tidak merobohkan open house dengan mengganti yang baru karena biayanya akan mahal, karena membuat kandang baru (closed house) untuk kandang beserta peralatan jatuhnya sekitar Rp 50.000 – 65.000 per ekor. Tidak termasuk dengan prasarana awal,” beber Win.

Untuk prasarana awal yang dikatakan Win antara lain listrik, pemasangan listrik, membuat sumur, jalan, dan pagar. Sementara kalau kandang modifikasi, struktur bangunan kandang sebelumnya sudah bagus cukup dengan Rp 15.000 per ekor. Win menghimbau, sebaiknya kandang yang dimodifikasi masih berusia pakai sekitar 5 tahun.

Teddy menambahkan, hampir semua peternak broiler sekarang mulai beralih ke kandang semi closed house maupun closed house. “Peternak yang tidak ke arah sana tidak akan bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Umumnya, peternak akan meng-upgrade kandang bila mereka memiliki dana. Sedangkan peternak yang mengikuti kemitraan bisa mendapatkan pinjaman dari kedua belah pihak, baik dari inti atau dari mitranya sehingga sama-sama mendapat hasil yang lebih baik serta populasi bertambah banyak,” jabarnya.

Ricky pun sudah cukup banyak menemui peternak yang menggunakan kandang modifikasi. Apalagi diketahui saat ini di negara-negara Asia, khususnya Indonesia, regulasinya semakin ketat. Kondisi lingkungan pun berubah, ditandai dengan suhu lingkungan yang mulai meningkat. “Lingkungan semakin lama semakin padat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk. Pun faktanya suhu di Indonesia fluktuatif tak menentu. Hal ini juga akibat dari global warming (pemanasan global), sehingga kandang open house sudah mutlak harus ditinggalkan,” tegasnya.

Menurutnya, jika kandang jenis open house tidak segera ditinggalkan, lambat laun peternak akan terseleksi oleh kondisi alam. Seperti diketahui pula, genetik ayam diteliti di closed house sehingga arah pemeliharaan broiler sudah ke closed house.

Anda tertarik untuk mengubah kandang open house ke closed house dengan modifikasi biaya hemat ? Peralatan apa saja yang di Butuhkan ? Silahkan KLIK DI SINI

Semoga Bermanfaat ya Sharing dari DOKTER UNGGAS kali ini,

Salam Sukses !

DokterUnggas.com

 Sumber : Majalah TRobos

About dokter unggas

CV.Gavin Corporation adalah perusahaan penyedia produk peternakan unggas terbesar di Indonesia. kami menyediakan berbagai macam, peralatan kandang close house dan memberikan tips cara meningkatkan bobot broiler Hubungi Hp 0856 55 28 11 14

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *