Dengan mengusung konsep convenience meat shop dan food safety, Bel-Mart didirikan untuk menggarap komunitas ibu-ibu pengonsumsi ayam segar. Gerainya seketika merebak di mana-mana. Berhasilkah
Saat menyambangi gerai Bel-Mart di pertokoan ataupun pasar modern, ada pemandangan yang berbeda dari toko-toko pada umumnya. Di sini tersedia segala macam jenis daging ayam dan olahannya: ayam segar, daging ayam olahan, ayam siap saji seperti ayam panggang rotisserie, serta ayam siap masak yang sudah dibumbui seperti chicken teriyaki, chicken BBQ, ayam cabai hijau, dan ayam goreng lengkuas.
Dengan konsep gerai yang ditawarkan seperti itu, tak mengherankan, minimarket Bel-Mart yang didirikan PT Sierad Produce Tbk. (SP) pada November 2009 ini berkembang pesat dengan 52 gerai yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bogor. Bel-Mart berkembang seiring dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat, khususnya di perkotaan, tentang keamanan makanan (food safety).
Memang, peluang seperti itulah yang ditangkap Bel-Mart. Gerai ini menjamin penyediaan ayam segar yang telah disertifikasi. Selain didukung sistem produksi SP sebagai salah satu perusahaan poultry terbesar di Indonesia, Bel-Mart pun menjaga kualitas produk yang dijual secara cermat.
Jadi, seluruh proses pemilihan ayam bibit unggul hingga pemotongan ayam dilakukan di rumah potong ayam (RPA) milik SP di Desa Jambon Mekar, Parung, Bogor. Tempat yang dibangun pada 1985 ini memiliki kapasitas potong hingga 8 ribu ekor per jam dengan orientasi pemasaran lokal dan ekspor.
Untuk mempertahankan kualitas produk yang dijual di Bel-Mart, SP menerapkan cold chain supply, yaitu sejak dari RPA milik perusahaan, di dalam truk pengiriman, hingga ke seluruh gerai Bel-Mart, produk ayam selalu di dalam lemari pendingin dengan suhu di bawah 6 derajat Celcius. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kualitas daging ayam agar tidak rusak atau terkena bakteri.
“Beberapa proses yang ditempuh Bel-Mart dalam menyediakan ayam segar ini telah melalui beberapa sertifikasi seperti sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia, Sahwali (lingkungan hidup), ISO 9001:2000, dan standar keamanan pangan dari HACCP,” papar Eko Putro Sandjojo, Wakil Presiden Direktur SP. Perusahaannya punya konsep menjual ayam: potong hari itu dan jual hari itu juga. Kalau ada produk ayamnya yang tidak laku, akan ditarik hari itu juga dan ayam tersebut akan dibawa ke pabrik pengolahan chicken nugget milik SP. “Jadi ada jaminan, produk ayam kami fresh dan sehat,” kata peraih gelar Bachelor Electrical Engineering dari University of Kentucky, Amerika Serikat, ini.
Selain kualitas produk yang senantiasa dijaga, Bel-Mart juga menawarkan efisiensi dan kenyamanan berbelanja kepada pelanggan. Di samping lengkapnya produk ayam plus kebutuhan dapur yang dijajakan sehingga memudahkan pelanggan, Bel-Mart memberikan pula layanan antar ke rumah pelanggan. Pelanggan tinggal telepon, produk akan diantar ke rumah.
Diakui Eko, yang ditawarkan di Bel-Mart adalah food safety yang sekarang makin dicari, khususnya oleh masyarakat di perkotaan atau masyarakat modern. Mereka, khususnya ibu-ibu, sangat peduli dengan makanan sehat, apalagi untuk dikonsumsi bayi dan anak-anak mereka. Di samping itu, problem masyarakat kota ini pun semakin kompleks dan kesadaran pola hidup sehat mereka makin bagus. Dengan demikian, mereka makin selektif memilih makanan. Apalagi bagi orang luar negeri, food safety sudah jadi kepedulian paling utama, sehingga banyak produk makanan yang diekspor dari negara kita agak susah tembus ke negara lain.
Hasil riset internal menyebutkan, 80% pelanggan Bel-Mart adalah ibu-ibu berusia 31-40 tahun yang rata-rata tidak bekerja alias ibu rumah tangga. “Mereka beli ayam untuk dimasak hari itu saja dan belanja sesuai kebutuhan sehingga tak perlu disimpan di kulkas. Kalau perlu lagi, tinggal telepon Bel-Mart, nanti akan diantar,” ungkap mantan Presdir BPT Humpuss ini berpromosi.
Nah, melihat fenomena tersebut, manajemen Bel-Mart rajin menggarap komunitas ibu-ibu seperti di kelompok RT/RW, pengajian, gereja dan sekolah dengan sering mengadakan event, mensponsori kegiatan ibu-ibu, dan memberikan edukasi tentang food safety. “Ibu-ibu juga diajak kunjungan ke RPA atau ke pabrik chicken nugget milik Sierad sehingga mereka tahu proses pemotongan ayam dan membuat nugget,” kata Lucky Permanawati, Head of Marketing Communications SP. Selain ibu-ibu, anak-anak sekolah pun sering diundang untuk mengunjungi RPA/pabrik SP sebagai bentuk edukasi.
Di samping program kunjungan, pengelola Bel-Mart di berbagai tempat yang berbeda juga membuat program masing-masing dengan mengidentifikasi kebutuhan kelompok ibu-ibu di sekitar gerai. Misalnya, edukasi tentang memasak ayam dan menyimpan ayam di kulkas secara baik dan benar. “Ada tim khusus kami yang menggarap komunitas,” ungkap Eko yang kelahiran 1965 ini.
Dengan strategi seperti itu, Bel-Mart makin dikenal dan produknya menjadi incaran pelanggan. “Bel-Mart yang paling laku ada di sub-sub area seperti BSD Serpong, Cinere, Depok, Bekasi,” ia membeberkan. Malah, beberapa gerai Bel-Mart di Cinere dan Depok sudah kewalahan melayani sampai 300 transaksi per hari.
Rencananya, gerai Bel-Mart akan dibuka di luar Jabodetabek. Sekarang Bel-Mart baru di Jabodetabek karena RPA milik perusahaan baru ada di Parung, Bogor. Kehadiran RPA dan jarak yang dekat dengan gerai Bel-Mart sangat diperlukan karena yang dipasok adalah ayam segar yang harus terhindar dari bakteri dan penyakit. “Sebenarnya, Bel-Mart itu hanya store. Yang paling penting adalah distribusinya karena harus ditangani secara khusus,” ungkap Eko.
Untuk memenuhi kebutuhan di luar Jabodetabek, perusahaan membangun RPA di Mojokerto, Jawa Timur, yang mulai beroperasi tahun ini. Dengan demikian, Bel-Mart akan dibangun di Surabaya. “Saya yakin, Berl-Mart akan semakin booming saat apartemen semakin banyak,” ujarnya.
Kehadiran Bel-Mart bukan tanpa saingan. “Bel-mart dihajar terus oleh supermarket-supermarket, seperti memberikan diskon besar-sebesarnya untuk produk ayam yang mereka jual. Padahal, Sierad juga memasok produk ayam ke mereka,” Eko menginformasikan. Sebenarnya segmen yang dibidik itu berbeda karena yang dijual Bel-Mart adalah ayam segar sehingga pelanggannya adalah mereka yang menginginkan ayam segar untuk dimasak. “Rata-rata mereka yang membeli ayam ke Bel-Mart cukup puas dengan produknya yang fresh.”
Indira, pelanggan Bel-Mart di Jatipadang, Jakarta Selatan, menceritakan, dirinya kerap bertandang ke gerai ini karena tempatnya nyaman dan produk ayam segarnya komplet. “Kalau dimasak, ayamnya tidak kempis,” kata warga Kemang, Jak-Sel, itu. Ia tahu Bel-Mart karena banyak temannya yang suka ke sana.
Suryadi, penjaga Bel-Mart di Jatipadang, mengungkapkan, biasanya ayam segar yang dijajakan ludes diserbu pembeli. “Ayam dikirim dari RPA sejak dini hari, dan biasanya pukul 9 pagi, ayam yang dijajakan di Bel-Mart sudah hampir habis,” ujar pria yang bekerja di Bel-Mart Jatipadang sejak Oktober 2010 itu.
Melihat kinerjanya seperti itu, Bel-Mart akan terus dikembangkan untuk menjual ayam goreng. Satu gerai Bel-Mart akan membawahkan 10 tempat penjualan ayam goreng dalam bentuk gerobak dengan merek Chikenow. Sekarang sudah mulai jalan. Bel-Mart memasok ayamnya dengan sistem kemitraan. “Yang daftar sudah banyak. Para pedagangnya diberi pelatihan terlebih dulu,” ujar Eko. Malah, tahun depan ada rencana Bel-Mart diwaralabakan.
Thomas Darmawan, pengamat pemasaran, mengungkapkan, hadirnya Bel-Mart adalah upaya SP mengatasi masalah distribusi produknya. Setiap perusahaan harus memikirkan distribusi dan penjualan karena perusahaan yang menjual langsung ke konsumen akan mempunyai nilai tambah lebih tinggi dibanding dengan menggantungkan diri pada sistem distribusi orang lain. “Ini strategi yang bagus dari Sierad Produce,” ujar mantan Ketua Asosiasi Industri Makanan dan Minuman ini memuji.
Selain itu, dengan menggunakan jalur distribusi sendiri, biaya yang ditanggung akan lebih murah dan cara mengemas jualannya pun akan lebih baik. Konsep food safety dan convenience meat shop sudah tepat karena itu telah menjadi kepedulian masyarakat saat ini.
Ke depan, bisnis Bel-Mart diprediksi akan bagus karena tingkat konsumsi ayam masyarakat Indonesia masih relatif rendah, yaitu 15 kg/orang/tahun. “Ini masyarakat Indonesia secara umum, bukan di kota-kota besar,” kata Thomas yang juga Ketua Komite Tetap Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Kadin Indonesia. Yang pasti, kualitas produk dan kenyamaman berbelanja harus dipertahankan Bel-Mart karena ini menjadi nilai pembeda dari minimarket lainnya.
============================
Infografis
Bel-Mart Sierad
Didirikan oleh PT Sierad Produce Tbk. (SP) pada November 2009 dengan gerai pertama di Tebet, Jakarta Selatan.
Konsep: convenience meat shop dan food safety
Memiliki 52 gerai di wilayah Jabodetabek. Semua produk ayam segarnya dipasok dari rumah potong ayam milik SP di Desa Jambon Mekar, Parung, Bogor.
Untuk mempertahankan kualitas produk yang dijual, SP menerapkan cold chain supply, produk ayam selalu di dalam lemari pendingin dengan suhu di bawah 6 derajat Celcius.
Menggarap komunitas ibu-ibu seperti di RT/RW, pengajian, gereja dan sekolah dengan mengadakan event, mensponsori kegiatan, memberikan edukasi tentang food safety, dan mengundang mereka ke RPA/pabrik chicken nugget milik SP.
Akan terus dikembangkan, yaitu dengan menjual ayam goreng.
Dalam waktu dekat akan diwaralabakan guna memperluas channel.
Dede Suryadi