Manajemen Kandang Ayam Petelur Periode Pre Layer

DOKTERUNGGAS.COM – PERIODE PRE-LAYER (PRE-LAYING PERIOD)

Kita berandai-andai dulu. Seandainya pemeliharaan layer sejak awal, sejak periode :
√ pre-starter (umur 1 – 4 minggu),
√ starter (umur 5 – 8 minggu),
√ grower. (umur 9 – 12 minggu,
√ developer (umur 13 – 16 minggu),

Semua sudah berjalan baik dan benar. Dalam arti panjang kaki bawah (shank), bobot badan, keseragaman, kesehatan dan potong paruh sudah sesuai standar. Jadi, ceritanya jangan mundur lagi ke periode awal.

Periode pre-layer adalah periode yang sangat krusial untuk menuju periode produksi (peak production). Semua peternak layer tentu saja mengharapkan dan berusaha untuk bisa mencapai puncak produksi, hen week (HW) >90% dalam tempo lebih dari 30 minggu. Kenyataan yang sering terjadi adalah saat pre-layer dan saat menuju puncak produksi “feed intake”-nya sulit dan atau tidak mencapai standar sehingga bobot badannya juga tidak mencapai standar. Kalau toh nanti produksinya bisa mencapai HW >90%, sering terjadi drop produksi, turun 5 – 15% atau bahkan outbreak (turun 30 – 50%).

Mengapa dan bagaimana melewatinya supaya puncak produksinya bisa persisten?

Pada periode pre-layer, ayam layer mengalami pancaroba fungsi fisiologis tubuhnya, termasuk hormonalnya. Di satu sisi dewasa tubuhnya masih berlangsung, di sisi lain dewasa kelaminnya sudah mulai matang, yaitu sudah mulai bertelur. Ayam harus membagi asupan gizinya, untuk tubuh dan atau untuk produksi. Ayam layer pada masa kini, sangat sensitive terhadap gangguan stress. Terutama heat stress.

Beberapa hal yang perlu dikelola dengan baik dan benar pada periode pre-layer :

  1. PAKAN
    1.1. JANGAN diberi pakan standar layer untuk ayam periode pre-layer. Karena kadar kalsium pakan layer 3,6 – 4%, ketinggian untuk ukuran ayam pre-layer. Kalau dipaksakan, ya tetap dimakan oleh ayam tetapi “feed intake” tidak bisa banyak atau tidak bisa mencapai standar karena terasa kenyang. Kelebihan kadar kalsium memang dibuang oleh ayam via kotoran sehingga kotoran ayam banyak berwarna putih. Hal ini banyak terjadi di lapangan;

1.2. JANGAN diberikan pakan standar grower atau developer saat masuk periode pre-layer karena kadar kalsiumnya terlalu rendah, hanya 1%. Pada hal, saat periode pre-layer, ayam perlu kalsium sedikit lebih banyak untuk deposit kalsium di tulang-tulangnya dimana deposit kalsium ini akan dipakai saat puncak produksi. Bila kurang deposit kalsium, maka saat puncak produksi bisa terjadi gejala patah produksi sedikit, HW turun 3 – 5%. Bisa pulih, bisa tidak pulih bila ada gangguan lain, misalnya stress dan sakit;

1.3. Pakan pre-layer, kadar kalsiumnya cukup 2%, protein 17 – 17,5% dan energinya 2.675 – 2.700 Kcal/kg. Bisa diperoleh dengan cara mencampur pakan standar developer 65% dengan pakan layer 35% sampai dengan produksi rata-rata mingguan HW (hen week) 5%, baru diganti pakan standar layer, protein 19,12% dan energy 2.850 – 2.900 KCal/kg.

  1. KONTROL BOBOT BADAN
    Lakukan kontrol bobot badan setiap minggu setelah ayam ditransfer dari kandang peremajaan ke kandang produksi :
    2.1. Biasanya perlu waktu setidaknya 3 minggu atau 3 kali penimbangan untuk mencapai kestabilan kondisi ayam dimana bobot badan bisa mencapai standar, keseragaman bisa mencapai minimum 80% dan Co-effisient of Variation (C.V) maksimum 8%. Yaitu umur 14, 15 dan 16 minggu;

2.2. Makanya, setelah masuk ke kandang produksi, segera lakukan seleksi dan grading. Tempatkan ayam yang bobot bandannya setara;

2.3. Bila terjadi bias, bobot badan tidak mencapai standar, lakukan tindakan yang tepat dan terukur dari sisi pakan dan tata kelolanya;

2.4. Setelah kondisi ayam sudah stabil, penimbangan dilakukan cukup 2 minggu sekali sampai produksi HW 50%. Yaitu pada umur 18, 20, 22 dan 24 minggu;

2.5. Bila kondisi ayam tetap stabil, maka penimbangan ayam cukup dilakukan 1 kali per bulan dan seterusnya sampai afkir. Kecuali bila ada masalah, maka bisa saja ditimbang setiap 2 Minggu.

2.6. Pengambilan sampel ayam yang ditimbang, dilakukan dengan metode DIAGONAL RAMDOM SAMPLING, cukup 2-3% dari total populasi tiap lorong.

  1. PENCAHAYAAN TAMBAHAN
    3.1. Selama masa pre-layer, masih belum perlu pencahayaan tambahan. Tujuannya untuk memperlambat dewasa kelamin sambil menunggu dewasa tubuhnya tercapai dulu. Bila pada manusia, jangan dipaksa anak gadis melahirkan pada umur di bawah 18 tahun. Malam hari biarkan dalam kondisi gelap walau pun ada problem “feed intake” atau pun bobot badan masih di bawah standar. Cari sebabnya atau diagnosanya yang pasti, baru ambil tindakan yang tepat;

3.2. Pencahayaan tambahan mulai diberikan bila rata-rata produksi mingguan, HW sudah mencapai 5%. Beri pencahayaan tambahan 1 jam pada pagi hari pukul 05:00 06:00 waktu setempat. Seiring tambah umur 1 minggu, pencahayaan ditambah 1 jam menjadi 2 jam (04:00 – 06:00 waktu setempat) dan seterusnya sampai pencahayaan tambahan maksimum 5 jam, yaitu pada pukul 01:00 – 06:00 waktu setempat;

3.3. Biarkan malam hari pada pukul 18:00 – 01:00 (7 jam), tanpa lampu. Ayam juga perlu istirahat 7-8 jam;

3.4. Bila pencahayaan tambahan lebih dari 5 jam, tidak ada perbedaan yang nyata (signifikan) dengan produktifitasnya. Yang terjadi pemborosan biaya listrik.

  1. STRES
    4.1. Pindah atau transfer dari kandang peremajaan ke kandang layer selambat-lambatnya 15 minggu dimana program vaksinasinya sudah komplit sampai vaksin ND, IB, EDS killed. Tujuannya untuk memberi waktu adaptasi yang cukup bagi ayam pullet sebelum masa produksi. Sebab, layer modern saat ini cenderung maju awal produksinya, yaitu HW 5% pada umur 18 – 19 minggu. Bila masuk ke kandang produksi lambat, umur 16 minggu atau lebih, maka waktu adaptasinya kurang sementara ayam masih belum bebas stress akibat masih adanya perlakuan vaksinasi lanjutan;

4.2. Layer pada periode pre-layer sangat sensitive akibat terjadinya pancaroba fungsi fisiologis tubuhnya. Maka, sedapat mungkin hindari tindakan atau perlakuan yang menyebabkan ayam stress. Misalnya, program vaksinansi lanjutan atau vaksinasi ulang. Sedapat mungkin jangan melakukan vaksinasi terlalu sering (seminggu 1 kali atau seminggu 2 kali). Vaksin lanjutan dari pullet, maksimum dilakukan 2 minggu sekali untuk persiapan pencegahan saat puncak produksi.
Misal, transfer pullet pada umur 15 minggu akhir atau awal 16 minggu :

vaksin ulang AI pada umur 17 minggu akhir (2 minggu);
vaksin ulang ND + IB aktif (live) pada umur 19 minggu (2 minggu);
obat anti ekto-endo parasit pada umur 20 minggu; dan
vaksin ulang Coryza Tryvalent suspension ke-3 pada umur 21 minggu (2 minggu) atau sebelum HW 20%.

4.3. Ada baiknya pada periode pre-layer diberi multi vitamin dan anti stress, bisa via air minum dan atau via pakan secara berkala, 3 hari dalam seminggu.

( Baca Juga : Pullet Bibit ayam Petelur ini produksi nya bisa 95 persen, KLIK DI SINI )

Semoga bermanfaat ya !

by drh winarno

About dokter unggas

CV.Gavin Corporation adalah perusahaan penyedia produk peternakan unggas terbesar di Indonesia. kami menyediakan berbagai macam, peralatan kandang close house dan memberikan tips cara meningkatkan bobot broiler Hubungi Hp 0856 55 28 11 14

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *