Cara Sukses Ternak Ayam Petelur Dengan Mudah

DOKTERUNGGAS.COM – Dokter, Bagaimana cara menjadi peternak ayam petelur yang sukses ? Bapak Ali Sodik -Lamongan.

Jawab : Pertanyaan yang bagus sekali Bapak Ali. Banyak peternak yang mengalami hal yang sama, semua ingin menjadi peternak yang sukses.

rahasia sukses ayam petelur

Cara Sukses Ternak Ayam Petelur

Menyadari pentingnya pemeliharaan pada masa kritis pemeliharaan ayam petelur, maka berikut kami uraikan beberapa tindakan kunci penting yang harus dijalankan agak mencapai keberhasilan sejak awal produksi antara lain :

1. Berat badan mencapai standar dan keseragaman > 85%

Kontrol bobot badan (penimbangan ayam petelur dilakukan secara rutin agar performa atau pertumbuhan ayam dapat terpantau dengan baik dengan catatan :

  • Jumlah sampel 5-10% dari populasi
  • Penimbangan pada ayam umur 0-2 minggu dilakukan perkelompok, sedangkan untuk ayam umur >3 minggu dilakukan per individu
  • Gunakan timbangan gantung dengan skala pembagi tidak lebih dari 20 g.
  • Saat umur 0-18 minggu kontrol berat badan dilakukan sekali setiap minggu, umur 18 minggu hingga puncak produksi dilakukan setiap 2 minggu dan setelah puncak produksi ayam ditimbang setiap bulan
  • Waktu penimbangan dilakukan pada waktu yang tetap, misal pada hari Jumat pagi dengan kondisi tembolok kosong sehingga bias akibat waktu yang berbeda maupun berat ransum yang dikonsumsi bisa diminimalisir
  • Setelah dilakukan penimbangan, hitung keseragaman (uniformity) dengan cara membandingkan antara ayam yang bobot badannya sesuai standar (+10%) dengan total jumlah ayam yang ditimbang. Nilai keseragaman hendaknya tidak lebih kecil dari 85%.

2. Kebutuhan nutrisi ransum dan air minum terpenuhi

Berikan ransum dengan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam di setiap periode pemeliharaannya, terutama kandungan protein, asam amino, energi, asam lemak, kalsium, fosfor, serta vitamin D, A, E dan K. Ransum starter memiliki kandungan protein (asam amino), energi, vitamin (A, E dan K) tinggi yang sangat dibutuhkan untuk pembelahan sel-sel baru. Sedangkan ransum grower memiliki kandungan protein dan vitamin (A, E dan K) lebih rendah daripada ransum starter. Hal ini disebabkan karena fungsi ransum grower untuk maintenance tubuh dan menghindari pertambahan lemak yang banyak. Bagi ayam petelur, keberadaan lemak perut (abdomen) lebih dari 5% akan menurunkan performa ayam.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian ransum pada ayam petelur yaitu :

  • Ransum disediakan berdasarkan standar breeder ditinjau dari kualitas maupun kuantitasnya agar memudahkan pengontrolan dan menghindari pemborosan ransum
  • Ransum disediakan dalam kondisi segar dengan cara mengatur periode pemberian ransum dan sering dibolak-balik. Tindakan ini akan merangsang ayam mengonsumsi ransum dan mengurangi jumlah ransum terbuang.
  • Hindari mengganti ransum dalam waktu singkat. Pola pergantian ransum dapat dilakukan dengan perbandingan antara ransum lama dengan ransum baru berturut-turut 75%:25%, 50%:50%, 25%:75% dan terakhir adalah 100% ransum baru.
  • Waktu pemberian ransum sebaiknya sebelum suhu lingkungan tinggi (saat siang hari dan matahari ada di sekitar puncak orbitnya).
  • Waktu pemberian ransum yang baik. Misalkan pagi antara jam 03.00-08.00, sore hari jam 14.00-16.00
  • Waktu pemberian ransum disiplin, jika sering dilakukan jam 07.00 maka harus diberikan jam 07.00
  • Pastikan kecukupan air minum baik kualitas maupun kuantitas
  • Jangan mengurangi pencahayaan saat masa kritis

Untuk mengatasi kekurangan Ca, dapat ditambahkan grit (tepung kulit kerang) dalam ransum. Grit digunakan untuk cadangan kalsium saat ayam petelur akan memasuki fase bertelur. Jangan mengurangi jumlah pakan saat bertelur, terutama saat awal sampai puncak produksi.

Selain pemberian grit, perlu ditambahkan juga suplemen vitamin seperti Poultry Ghea

3. Status kesehatan baik

Untuk mengatasi masalah penurunan produksi yang bekaitan dengan faktor infeksius, dalam hal ini kita harus mencegah terjadinya infeksi penyakit melalui pelaksanaan program vaksinasi dan penerapan biosekuriti. Untuk mengatasi kasus karena infeksi penyakit seperti ND, AI, EDS dan IB, lakukan program vaksinasi sesuai kondisi peternakan setempat. Untuk ayam petelur yang telah memasuki masa produksi, sebaiknya lakukan pula monitoring titer antibodi ND, AI, EDS dan IB secara rutin.

Terkait dengan program kesehatan, idealnya program vaksinasi seperti ND, EDS, IB, AI dan korisa sudah dilakukan selambatnya 2 minggu sebelum awal produksi. Sehingga saat memasuki masa kritis sudah tidak ada jadwal vaksinasi. Vaksinasi kembali diberikan setelah puncak produksi dan harus dilakukan dengan hati-hati.

Jika peternak merasakan mulai terjadi penurunan produksi telur, segera lakukan anamnesa disertai dengan pembacaan recording produksi sebagai langkah awal diagnosa. Pada penurunan produksi yang disebabkan oleh faktor infeksi penyakit, langkah selanjutnya ialah dengan mengamati gejala klinis yang tampak dan perubahan patologi anatomi yang terjadi, serta lakukan pemeriksaan uji laboratorium untuk meneguhkan diagnosa. Jika diperlukan, lakukan uji serologi dengan mengukur titer antibodi ayam guna membantu meneguhkan diagnosa. Langkah-langkah tersebut penting dilakukan untuk mendeteksi secara dini penyebab turunnya produksi sehingga dapat dilakukan penanganan lebih lanjut melalui program antisipasi yang tepat.

4. Ciptakan suasana kandang yang nyaman

  • Bangun kandang dengan sistem sirkulasi yang baik, pilih atap kandang yang mampu mereduksi panas atau gunakan sistem atap monitor. Jika cuaca panas terjadi, pemberian hujan buatan atau penambahan blower dapat dilakukan
  • Temperatur yang dirasakan ayam dipengaruhi oleh kombinasi temperatur udara, kelembapan dan kecepatan aliran udara.
  • Temperatur efektif yang optimal untuk layer di kandang baterai sekitar 20-24°C dengan kelembapan 60-70%.
  • Jarak antar kandang minimal 1 kali lebat kandang (lebar kandang sebaiknya tidak lebih dari 7 meter)
  • Atur kepadatan kandang
  • Ciptakan kondisi yang nyaman selama masa pemeliharaan. Buka tirai lebar-lebar, pasang kipas angin, ganti sekam yang basah, dan lakukan penyemprotan kandang dengan menggunakan desinfektan seperti GAVPROTEC

5. Berikan pencahayaan yang cukup

Pencahayaan pada masa produksi di antaranya berfungsi untuk merangsang nafsu makan, pertumbuhan serta merangsang sekresi hormon Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang berperan dalam pembentukan bakal kuning telur dan ovulasi (pelepasan kuning telur).

Atur program pencahayaan. Untuk memperoleh telur dengan ukuran yang optimal, jangan memberi tambahan cahaya pada ayam periode grower sebelum ayam tersebut mencapai berat badan antara 1.550-1.600 g (siap berproduksi). Pastikan lampu tersebar merata di seluruh ruangan, sebab distribusi lampu yang tidak merata dapat menyebabkan stimulasi cahaya antar ayam menjadi tidak sama dan berdampak pada produksi telur dalam satu kandang yang tidak seragam.

Pencahayaan dapat digunakan untuk mengatur kapan ayam memasuki masa produksi.

  • Masa starter (0-6 minggu), pada masa ini intensitas pencahayaan memerlukan waktu paling lama, khususnya saat brooding (21-24 jam) dengan intensitas 20-40 lux. Tujuannya agar ayam mengenali tempat ransum dan terstimulasi untuk makan
  • Masa grower (7-18 minggu), pencahayaan diberikan dalam waktu singkat (12 jam/hanya dari cahaya matahari) dengan intensitas 5-10 lux. Tujuannya untuk mengontrol perkembangan organ reproduksi dan mencapai berat badan yang optimal saat mulai berproduksi. Jika pada masa ini diberikan cahaya yang berlebihan akan menyebabkan ayam bertelur dini atau berat badan ayam melebihi standar (memperbesar risiko kejadian prolapsus)
  • Masa layer (>18 minggu-afkir), cahaya diberikan maksimal 16 jam dengan intensitas 10-20 lux. Penambahan lama pencahayaan harus segara dilakukan saat ayam pertama kali bertelur, penambahan berikutnya dilakukan secara bertahap (bertambah ½ jam setiap minggunya terhitung sejak pertama kali bertelur hingga mencapai 16 jam). Hal penting lainnya yaitu jangan mengurangi lama pencahayaan saat ayam berproduksi, terlebih saat masa kritis (umur 18-25 minggu).

Sebagai panduan, berikut lampiran program pencahayaan yang bisa diterapkan di peternakan ayam petelur:

program pencahayaan pada ayam petelur

6. Evaluasi dengan recording

Membuat tabel berisi data keadaan ternak per kandang juga harus dilakukan peternak. Tabel pencatatan (recording) ini berisi parameter yang dapat dijadikan tolak ukur evaluasi pemeliharaan. Dalam pembuatannya, recording bisa mencakup :

  • Populasi (jumlah ayam dan persen kematian)
  • Konsumsi ransum (kg ransum/ekor dan total ransum)
  • Kegiatan kandang (program vaksinasi dan pengobatan)
  • Kondisi kandang (suhu, kelembapan, suhu, dan kecepatan angin)
  • FCR harian serta berat badan dan persen keragaman mingguan.

Kunci keberhasilan usaha peternakan ayam petelur terletak pada manajemen yang baik sehingga didapatlan pencapaian target performa yang maksimal.

Simak mitra dokter Unggas di bawah ini, dengan mendapat kualitas ayam petelur yang berkualitas :

Bagi Anda yang ingin sukses ternak ayam petelur, Silahkan Konsultasikan dengan Kami GRATIS Atau KLIK DI SINI

Alamat kantor kami :

iphone 035

Kantor Kami

OFFICE : CV.GAVIN CORPORATION
JL. Raya Menengai, Dusun Slatung, Desa Tlogoagung, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur

A/n Drh.Alvin Paradiptya, M.Vet
WhatssApp : 0856 55 28 11 14
Handphone : 0856 55 28 11 14

Ibu Diana ( Staff Admin ) Handphone : 0856 0783 6410
WhatssApp : 0856 0783 6410
Email : DokterUnggas@yahoo.com

Pak Hasan ( Staff Gudang/Manager Peternakan) Handphone : 0819 1300 0295

WhatssApp : 0819 1300 0295

Salam Sukses !

DokterUnggas.com

Sumber : Info Medion

 

 

About dokter unggas

CV.Gavin Corporation adalah perusahaan penyedia produk peternakan unggas terbesar di Indonesia. kami menyediakan berbagai macam, peralatan kandang close house dan memberikan tips cara meningkatkan bobot broiler Hubungi Hp 0856 55 28 11 14

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *