DOKTERUNGGAS.COM – Dalam dunia bisnis apapun, kesuksesan itu bisa kita pelajari. Karena sukses itu ada polanya yaitu mempelajari rahasia sukses orang lain. Pengalaman adalah guru yang baik tapi buat kami, Belajar dari pengalaman orang lain itu adalah guru yang terbaik. Mari kita simak kisah sukses pak Suparto, mulai bisnis dari nol sampai kemudian bisa memiliki 350.000 ekor ayam.
Identitas Saya Bukan Pelajar
Prinsip hidup yang selalu dipegang Suparto sejak dulu adalah kita hidup ini minimal keberadaan kita bermanfaat bagi diri sendiri, tidak menyusahkan orang lain, kalau bisa kita bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Saat Suparto kecil, ia melihat betapa susah orang tuanya mencari nafkah. “Orang tua saya itu buruh tani, bukan petani loh ya, kalau petani itu punya lahan tapi orang tua saya hanya buruh yang mengerjakan lahan. Saya tahu susahnya jadi buruh tani. Ayah saya setiap hari kulitnya terbakar sinar matahari. Setiap hari seperti itu hanya dapat upah 15.000 sehari,” ujar pria kelahiran berkulit sawo matang ini.
Melihat susahnya kehidupan orang tuanya itu, Suparto SMP ingin sekali melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, Suparto di tengah-tengah lingkungannya tidak dikenal sebagai seorang pelajar. Identitas yang menempel pada dirinya selama tiga tahun adalah seorang tukang roti.
“Saat saya dinyatakan lolos masuk di SMA Favorit, saya harus mencari uang untuk biaya awal masuk sekolah. Saat itu saya memutuskan untuk break satu tahun. Saya mundur, tidak jadi masuk SMA tersebut, pihak sekolahnya pun memahami. Selama satu tahun saya bekerja menjadi tukang roti. Hingga terkumpul biaya untuk masuk SMA. Di tahun berikutnya, ternyata saya masih bisa masuk ke sekolah tersebut. Di lingkungan saya, identitas saya ya tukang roti. Karena pagi-pagi saya keliling untuk jualan roti, tas dan seragam saya letakkan di rombong. Siangnya saya sekolah, pulang sekolah keliling lagi jualan roti. Pulang ke rumah bawa rombong roti,” cerita ayah dari empat orang anak ini.
Suparto terus melanjutkan usahanya mencari uang dengan berjualan roti sambil sekolah. Keinginannya untuk kuliah pun semakin kuat. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, Suparto telah menyiapkan diri sebelum penerimaan mahasiswa baru. Suparto bekerja mencari uang untuk tabungan kuliah nanti, selain berjualan roti ia pun mulai beternak ayam.
Ditertawakan karena Kembali ke Desa
Suparto mantap memilih Fakultas Kedokteran Hewan sebagai tempatnya menimba ilmu. Saat itu pilihannya ada dua FKH UA dan FKH Universitas Udayana. Suparto bersyukur sekali ia diterima masuk ke FKH UA. “Sebenarnya keinginan saya masuk Fakultas Kedokteran tapi nanti tambah bingung biayanya. Saya beruntung masuk FKH UA, karena saya berpikir kalau saya diterima di Udayana saya kerja apa di sana,” tukasnya.
Saat ia tahu diterima di FKH UA, Suparto berkata pada orang tahunya kalau ia hanya akan minta bantuan biaya kuliah dan hidup selama satu semester saja. Demi mewujudkan keinginan Suparto dalam menimba ilmu, orang tuanya menjual satu-satunya harta yang dimiliki yaitu seekor sapi. “Saat KHS semester pertama keluar, saya langsung mengajukan berbagai beasiswa seperti PPA, Super Semar, dan Sumitomo. Waktu itu bagian Akademik sempat berkata tidak bisa mengajukan beasiswa di semester pertama, minimal harus semester dua. Saat itu ya saya ceritakan semua masalah saya. Alhamdulillah sejak semester dua hingga saya selesai kuliah, saya selalu dapat beasiswa,” ujar laki-laki yang baru saja menerima penghargaan Kick Andy Heroes ini.
Selama kuliah, Suparto tidak hanya berdiam diri, ia terus mencari tambahan pendapatan. Ia juga pernah mendirikan LBB. Hingga pada saat wisuda, Suparto tidak menyangka jika ia dinobatkan sebagai salah satu wisudawan terbaik. “Keterbatasan itu jangan dijadikan alasan untuk kita tidak berprestasi,” tukasnya.
Lepas kuliah, Suparto pernah bekerja di peternakan ayam petelur. Ia juga pernah bekerja sebagai pemasok pakan unggas. Namun, Suparto masih merasakan ganjalan. Ia memutuskan untuk kembali ke desanya dan mengabdikan ilmunya.
“Saat saya memutuskan kembali ke desa, banyak warga yang mengolok-olok saya. Menurut mereka jika hanya untuk menjadi peternak tidak perlu menjadi sarjana. Saya semangat menyelesaikan studi agar dapat diaplikasikan. Keputusan saya untuk kembali memang banyak pertentangan, tapi saya beranggapan kasihan petani jika tidak ada yang mendampingi. Paling tidak saya bisa menularkan ilmu saya selama kuliah,” ujar suami dari drh. Wulan Cahaya ini.
Suparto memulai usahanya hanya dengan 500 ekor ayam. Ia memulai semua dari nol. Ia mengerjakan sendiri semua proses dari awal. “Jika menjalankan usaha kita paham benar business proccesnya maka kita akan mudah mengendalikan usaha. saya terjun langsung, termasuk membersihkan kandang, memberi pakan, dan lain-lain,” paparnya.
Suparto tidak hanya menyimpan ilmunya untuk usahanya sendiri, tapi ia juga membina peternak lain. Semakin hari semakin banyak peternak yang dibinanya, sampai-sampai desa Suparto menjadi desa peternak telur. Pada tahun 2003, ternaknya mencapai 150.000 ekor ayam dan membina 50 peternak. “Masyarakat itu ndak usah disuruh untuk mengikuti kita, cukup berikan contoh sukses saja. Mereka pasti akan ikut dengan sendirinya,” ungkapnya. Saat itu bahkan dia juga membina peternak dari desa dan kecamatan lain di bawah asuhan kelompok tani yang dibentuknya, Kelompok Tani Gunung Rejo Makmur.
Flu Burung dan Titik Balik Kesuksesan
Namun, kesuksesan Suparto kemudian diuji dengan begitu dahsyatnya. Wabah flu burung atau Avian Influenza memukul telah usaha peternakan Suparto. Semua ternak ayamnya habis. Aset awal yang dimilikinya sebesar 1.5 Milyar hanya bersisa 30 jutaan saja. “Yang jatuh itu mental orang tua saya. Namun saya saat itu menghibur diri dan membesarkan hati orang tua saya. Biyen gak duwe opo-opo, mulai ya dari nol. Dulu modal saya hanya 5 juta sekarang ada aset 30 juta kan berarti masih untung hahaha…” katanya berseloroh.
Saat itu, Suparto langsung berpikir bagaimana agar ia masih dapat memperoleh pendapatan. “Saat itu, market telur saya sudah terbangun karena selama ini pasokan saya selalu rutin. Setiap harinya ada pasar 1-2 ton telur yang harus dipenuhi. Saya kemudian berinisiatif mengambil telur dari teman saya di Blitar dengan modal 30 juta dan sebuah mobil pick up,” ungkap Parto.
Ia menjalani profesi sebagai sales telur itu selama satu tahun. “Saya berpikir kita harus seperti bola bekel. Bola bekel itu kalau dibanting ke tanah semakin tinggi lentingannya ke udara.
Pada tahun 2003, ia memutuskan untuk memulai beternak lagi. Suparto terus membina dan mengembangkan usahanya. Hingga ia mendengar tentang program Sarjana Membangun Desa yang digagas oleh Dirjen Peternakan. Namun, saat itu SMD hanya concern pada peternakan sapi.
“Saya memberanikan diri untuk mengembangkan peternakan saya dengan mendirikan Kelompok Tani Gunung Rejo Makmur 2. Saya memulai peternakan sapi. Istilahnya saya mulai lagi dari nol, membina peternak. Saya mendekati tokoh-tokoh masyarakat untuk diajak beternak. Yang saya pikirkan, kalau saya berhasil mengajak tokoh masyarakat untuk beternak, warga yang lain akan lebih mudah mengikuti,” tukas Suparto.
Suparto merupakan Sarjana Membangun Desa angkatan ke 2 pada tahun 2008. Pada tahun 2008 itu ia mendapat bantuan 34 ekor sapi dan pada tahun 2014 ini ternak sapi Suparto menjadi 253 ekor sapi. Saat ini ternak ayam Suparto mencapai 350.000 ekor dan ia membina 118 peternak. Atas keberhasilannya itu, Suparto pun diganjar banyak penghargaan, salah satunya Kick Andy Heroes yang baru saja diterimanya.
(Baca Juga : Dengan Kandang Ini Peternak Ayam Petelur akan Bisa Sukses , KLIK DI SINI )
“Dari tahun 2001, baru tahun 2008 usaha saya diterima perbankan. Karena perbankan melihat usaha saya berisiko tinggi. Saat itu, saya berani mengundang pihak pemodal atau bank untuk datang ke peternakan untuk melihat langsung. Yang penting kita menjaga kepercayaan pemodal. Modalnya membangun usaha itu hanya niat, tekat yang bulat, jangan menyerah dan tetap istiqomah. Kalau semua itu dilakukan kesuksesan hanya menunggu waktu,” pungkas Suparto.
( Baca Juga : Cara Pullet Ayam Petelur Ini Bisa Produksi Sampai 95 % Lebih, KLIK DI SINI )
BAGAIMANA PETERNAK AYAM PETELUR INI BISA UNTUNG BESAR ? SILAHKAN KLIK VIDEO DI BAWAH INI GRATIS ????
( Baca Juga : Cara Pullet Ayam Petelur Ini Bisa Produksi Sampai 95 % Lebih, KLIK DI SINI )
OFFICE : CV.GAVIN CORPORATION
JL. Raya Menengai, Dusun Slatung, Desa Tlogoagung, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
A/n Drh.Alvin Paradiptya, M.Vet
WhatssApp : 0856 55 28 11 14
Handphone : 0856 55 28 11 14 ( Direktur )
Email : DokterUnggas@yahoo.com
Pak Hasan ( Manager Peternakan)
Handphone : 081 913 000 295
WhatssApp : 081 913 000 295
Bapak Gerald ( Marketing )
WA 0822-5792-3383
Ibu Ghea ( Marketing )
WA 0822-5792-2919
Salam Sukses !
DokterUnggas.com
Situs Dunia Unggas No.1 Di Indonesia