DOKTERUNGGAS.COM – Kali ini kami akan ceritakan Pengusaha sekaligus peternak ayam sukses yang saat ini memiliki 150 ribu ekor peternakan Ayam. Pernah Kuliah di Fakultas Ekonomi ini tidak mau di sebut dengan gelar, maunya di sebut tukang Ayam saja. Bahkan sempat di Calonkan untuk menjadi Walikota tapi beliau tidak mau, beliau inginkan Walikota Ayam saja.
Sukses itu berpola dan gagal juga berpola, Jika Anda ingin sukses, maka ikuti pola Pengusaha yang telah Sukses di Bidangnya.
Mari Kita Simak Kisah Inspiratif Berikut ini :
Payakumbuh dan Limapuluh Kota dikenal dengan usaha unggas paling subur di Sumbar, terutama ayam pedaging dan petelur. Banyak pengusaha yang berangkat dari nol, banyak pula yang ekspansi dari usaha pendukung.
Banyaknya peminat usaha unggas, terutama ayam petelur bukanlah pilihan salah. Usaha itu bagai tambang emas. Jika benar-benar serius dan ulet, bisa mengantar pemiliknya jadi milyarder.
Salah satunya Melfa Saukani, pemilik Nusantara Group, di Kota Payakumbuh. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, ini justru ekspansi dari usaha poultry shop (toko perlengkapan kebutuhan usaha unggas) menjadi pemilik usaha ayam petelur.
Ia memilih usaha tersebut bukan tiba-tiba. Tapi didasari usaha yang ditinggalkan pamannya yang hijrah ke Malaysia, Asril Syarif sejak 1973. Kemudian usaha tersebut terus dikembangkan keluarganya di Padang.
Ingin mendapatkan pasar segar, usaha tersebut dibawa hijrah ke Payakumbuh. Sempat beroperasi sebentar kemudian tutup pada 1985. Mereka tidak boleh buka usaha, dengan alasan persaingan dengan putra daerah. Merasa didiskriminasi, kemudian kakak Melfa kembali mencoba membuka usaha yang sama menggunakan izin atas nama putra daerah dengan nama usaha Mitra Nusantara Poultry Shop, di Payakumbuh. Akhirnya usaha itu berjalan lancar.
“Kami sempat diusir di sini, karena asal usaha kami memang dari Padang,” sebut Melfa didampingi Sekretaris Umum Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia, (PPUI) Dodi Mulyadi.
Melfa sebenarnya tidak menyelesaikannya kuliahnya sampai tugas akhir. Dia melalang buana mengurus toko dan kandang sejak 1981. Akibatnya hanya dua bab tugas akhir yang dapat ditulis. Seiring perkembangan usaha, Melfa memutuskan untuk meninggalakan kampus. “Saya lebih baik disebut tukang ayam (TA) dibanding sarjana ekonomi (SE),” ujarnya.
Karena keberhasilannya dalam mengelola ayam petelur dan poultry shop di Payakumbuh, Melfa juga sempat diminta orang kampung untuk maju jadi calon Walikota Sawahlunto. Namun, menurutnya usaha yang digelutinya lebih baik daripada menjadi seorang walikota.
“Mendingan jadi ‘walikota ayam’ daripada walikota benaran, buat pusing,” tutupnya.
Dalam perjalannya, Di Kisahkan salah satu piutang Mitra Nusantara ada yang kolap. Yang tersisa hanya satu kandang dengan kapasitas 5.000 ekor ayam petelur. Mendapatkan bayaran tersebut, putra Silungkang ini terpaksa memutar otak. Agar ayam dan kandang yang diterimanya tersebut dapat berkembang, Melfa harus mencari tenaga yang ahli dibang tersebut.
Akhirnya, Melfa mendapatkan seorang pengelola ayam yang mengerti dengan ayam petelur. Ayam tersebut dapat berkembang. Dari lahan yang hanya 1 hektare di Sungai Baringin Kecamatan Payakumbuh, kemudian bertambah. Bahkan kandang bertambah di lokasi lainnya, seperti di Jorong Parumpuang Kenagarian Koto Baru Simalanggang, Kabupaten Limapuluh Kota.
Menurutnya, untuk bisa mengambil hasil peternakan sebesar Rp1 juta per bulan, minimal harus memiliki ternak sekitar 1.000 ekor. Karena kalau mengambil hasilnya melebihi batasan tersebut, pada saat ayam afkir (telur berkurang) biasanya akan kesulitan untuk bisa mengembalikan populasi produksinya seperti semula.
Selain itu katanya, membuka usaha di sektor ayam petelur adalah peluang yang baik. Asalkan mau berusaha dengan serius dan ulet. Berternak ayam petelur adalah bisnis investasi jangka panjang, tidak bisa saat ini ber investasi, bulan depan sudah bisa di nikmati keuntungannya. Minimal dalam waktu 18 bulan atau ayam petelur itu sudah afkir baru bisa dikalkulasi untung dan rugi. Karena itu, untuk menjadi peternak ayam petelur harus dipertimbangkan masak-masak terlebih dahulu.
Saat ini Jumlah usaha ayam petelur itu juga bertambah dari satu menjadi tiga, di bawah bendera Nusantara Group yakni Mitra Nusantara Cipandawa dan Nusa Masindo. Sekarang populasi ayam milik Melfa sudah mencapai 150 ribu ekor dengan 100 pekerja.
Semoga Bermanfaat !
Silahkan Di SHARE dan Mari Menebar Kebaikan.
Salam Sukses !
DokterUnggas.com