DOKTERUNGGAS.COM – Dokter, Mau tanya Di peternakan saya ditemukan beberapa ekor ayam mukanya berjamur. Produksi telurnya juga mengalami penurunan dari 85% hingga 40%. Apakah penyebabnya dan bagaimana penanganannya?

Jawab:

Yth. Bapak Emron, terima kasih atas pertanyaannya. Penurunan produksi telur merupakan salah satu gejala awal dari adanya serangan penyakit. Dari gejala klinis ayam yang telah Bapak Emron sebutkan yaitu muka ayam berjamur serta terjadi penurunan produksi telur dapat kami diagnosa bahwa ayam Bapak terkena penyakit jamur.

Jamur yang sering menyerang ayam yakni Aspergillus sp. dan Candida albicans. Jamur bisa tumbuh mengontaminasi air minum, bahan baku ransum maupun ransum jadi. Selain tumbuh dan mengontaminasi bahan baku ransum, jamur juga bisa ditemukan di litter yang kotor dan lembap, lantai kayu, serta debu. Jamur pun sering menyerang farm dengan manajemen sanitasi yang kurang sesuai atau tingkat kepadatannya tinggi.

Dalam bentuk akut jamur Aspergillus sp. mempunyai gejala seperti penurunan nafsu makan, mengantuk, lesu, sulit bernapas, kepala kebiruan, dan mata tertutup cairan kental kekuningan akibat infeksi jamur pada mata ayam. Saat bedah ayam, akan ditemukan bentuk radang paru yang tersebar, berbentuk bungkul kecil dan radang kantung udara. Selain itu sering dijumpai cairan bernanah yang berwarna hijau kekuningan, selaput kantung udara menebal dengan pertumbuhan jamur berwarna putih pada permukaannya. Penyakit jamur Aspergillus bentuk kronis biasanya terjadi pada ayam dewasa dan akan terjadi penurunan berat badan secara cepat karena nafsu makan yang menurun, penurunan produksi telur, penurunan daya tetas telur dan imunosupresi.

Pada kasus serangan Candida albicans, perubahan yang terlihat saat bedah ayam terutama pada sistem pencernaan bagian atas. Ciri khasnya seperti penebalan dan terbentuk plak putih pada mukosa mulut, tembolok, proventrikulus, dan gizzard (ampela). Dengan terjadinya infeksi pada saluran pencernaan bagian atas, muntah, lemah, kehilangan berat badan, dan diare juga dapat terjadi.

jamur-ayam

Penyakit jamur yang menyerang ayam muda menyebabkan kematian tinggi, sedangkan pada ayam dewasa dalam bentuk yang kronis. Akibat dari adanya infeksi jamur pada ternak Bapak, ayam kemudian terganggu aktivitasnya seperti aktivitas mengonsumsi ransum. Tumbuhnya jamur juga akan mengambil sebagian nutrisi ransum sehingga asupan nutrisi bagi ayam tidak tercukupi. Kondisi ini berakibat pada rendahnya nutrisi yang diserap tubuh dan pada akhirnya akan menurunkan produksi telur. Ketika terserang penyakit jamur, sistem kekebalan tubuh ayam juga menurun akibat berkurangnya produksi antibodi. Kondisi ini dapat diperparah oleh kondisi stres dan memudahkan munculnya penyakit lain.

Oleh karena itu, sangat diutamakan untuk melakukan pencegahan sebelum penyakit jamur menyerang ayam. Lakukan pemeriksaan kualitas bahan baku ransum secara rutin, terutama saat kedatangan bahan baku. Usahakan kadar air bahan baku atau ransum < 14%. Selama penyimpanan bahan baku atau ransum, hendaknya dilakukan pengecekan secara rutin dan jika teridentifikasi ada jamur yang tumbuh, segera panaskan (>71-100^oC) atau jemur ransum agar jamurnya mati. Berikan bahan penghambat pertumbuhan jamur (mold inhibitor) seperti asam propionat (0,5-1,5 g/kg ransum) saat kondisi cuaca kurang baik, terutama musim penghujan.

Saat penyakit jamur menyerang, ayam dengan kondisi parah sebaiknya segera dipisahkan untuk diafkir. Sedangkan ayam yang terserang penyakit jamur ringan bisa diobati dengan pemberian antijamur. Untuk kasus serangan Candida albicans dapat diberi nistatin (100 g/ton) dan Copper sulfate (900-1360 g/ton) selama 7-10 hari berturut-turut, sedangkan untuk kasus serangan Aspergillus dapat diberi Copper sulfate 1 gram/5 liter air minum selama 3 hari. Selain itu, untuk membantu meningkatkan stamina tubuh ayam dan membantu memperbaiki organ yang rusak, berikan juga vitamin high concentration seperti GAVIN E.