DOKTERUNGGAS.COM – Sempat menjadi seorang kernet truk ayam, karir Rudi terus meningkat seiring berjalannya waktu. Kini ia pun telah memiliki peternakan ayam, RPA, cold storage dan 5 outlet restoran cepat saji yang akan dikembangkan di daerah lain pula.
Kenapa Anda tertarik membuka restoran cepat saji?
Karena memang sudah alurnya, bisnis di hulu sudah saya miliki. Mulai dari peternakan ayam broilernya, RPA (Rumah Pemotongan Ayam), trading ayam hidupnya, jadi sekarang sudah saatnya saya bermain di hilirnya. Untuk memperkuat lini bisnis saya, sehingga saya senang dan membuka restoran cepat saji yang langsung ke konsumen.
Bisnis restoran ini juga terbilang masih baru bagi saya pribadi, karena memang baru memulainya sekitar 6 bulan yang lalu. Lokasi yang baru diresmikan ini (13 Mei) merupakan lokasi restoran yang ke-5 dan berada sangat strategis menurut saya. Terletak di halaman depan Masjid Agung Kota Serang, berseberangan pula dengan Gereja, Markas Denpom TNI Serang dan kampus IAIN. Tentunya diharapkan, para jamaah masjid maupun gereja dapat mampir ke restoran ini usai menjalankan ibadahnya, ataupun para mahasiswa. Untuk lokasi restoran yang telah dibuka sebelumnya di antaranya berada di Walantaka, Cilegon, dan Ciwaru.
Rahasia Sukses Ternak Ayam, KILK DI SINI
Restoran yang diberi nama “Al Madinah” merupakan restoran cepat saji yang sengaja saya konsep untuk memasarkan ayam dari peternakan saya sendiri di wilayah Serang. Jika selama ini hanya memasarkan dalam bentuk live bird ke pasar. Dengan restoran ini, bisa lebih dekat dengan konsumen secara langsung. Dengan harga yang kami banderol cukup terjangkau, membuat sambutan dari masyarakat selaku konsumen cukup bagus pula. Hanya dengan Rp.12.000 sudah bisa mendapatkan 1 potong ayam, nasi dan 1 orange juice. Sehingga, kelima restoran saya yang sudah dibuka selalu ramai didatangi masyarakat.
Selain itu juga untuk menghilangkan image masyarakat bahwa makan ayam itu mahal. Image-nya ketika masyarakat datang ke restoran cepat saji yang sudah memiliki brand terkenal biasanya membutuhkan setidaknya Rp.50.000 hanya untuk 1-2 orang, sementara di Al Madinah ini dengan uang yang sama bisa untuk 4 orang. Yang pasti jauh lebih murah tentunya, sehingga image makan ayam itu tidak harus mahal.
Dengan nama Al Madinah ini, diharapkan masyarakat yang akan membeli sudah tidak ragu lagi karena dijamin 100 persen kehalalannya. Selama tahun 2015 ini, saya memiliki rencana akan mengembangkan outlet restoran cepat saji dengan total keseluruhan mencapai 15 lokasi. Setelah itu baru berkembang ke wilayah lain. Untuk pengembangan outlet lain di Jakarta rencananya akan di buka di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Kemudian di wilayah Padang dengan membuka 2 buah outlet dan pulau Bali. Kedua wilayah yang berada di Padang dan Bali sudah saya survei lokasinya, dan sudah siap untuk dikembangkan.
Sebenarnya bisnis apa yang Bapak jalani ketika pertama kali?
Pertama kali saya usaha peternakan budidaya ayam kemudian membuka RPA dan terakhir ya membuka usaha restoran cepat saji ini. Untuk budidaya ayam sendiri, saat ini saya tidak hanya memiliki kandang di sekitar Serang saja, melainkan sudah sampai diluar pulau Jawa. Kalau untuk wilayah Sumatera, saya kembangkan usaha di Palembang dan Lampung. Sementara wilayah lain berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dengan populasi ayam yang dipelihara mencapai sekitar 500.000 ekor, maka saya turut pula mendirikan RPA dan membangun cold storage untuk menjaga dan mengantisipasi ketika gejolak harga yang sedang turun. Cukup lumayan membantu dengan adanya RPA ini. Karena ketika harga live bird di tingkat peternak rendah, maka saya potong sendiri dan dijual dalam bentuk karkas, atau bisa pula dimasukkan ke cold storage untuk kemudian dijual kembali ketika harga sudah kembali normal. Terkadang, ayam karkas yang di cold storage saya jual ke Batam, Balikpapan, karena memang sudah ada pasar di sana.
Apalagi dengan kondisi saat ini di mana sudah ada restoran “Al Madinah” cukup membantu pula untuk perpanjangan lini bisnis ayam ini. Ayam dari peternakan bisa langsung dijual ke konsumen dalam bentuk olahan makanan.
Apalagi dengan kondisi perunggasan saat ini, di mana bisa dikatakan mengalami kelebihan pasokan, membuat saya menahan penambahan populasi untuk budidaya ayam. Makanya saya merasa lebih aman untuk bermain di hilir seperti ini, membuat restoran cepat saji. Harga ayam mau naik mau turun di tingkat peternak, tapi harga tetap jika di restoran. Selain itu, biaya produksi untuk ke restoran juga otomatis bisa lebih murah tentunya. Oleh karena itu saya bisa pasang tarif cukup murah pula.
Salam Sukses!
www.DokterUnggas.com
“Portal Penyedia Produk Unggas Terbesar Di Indonesia”
Sumber : www.poultryindonesia.com