DOKTERUNGGAS.COM – Bersyukurlah orang yang bisa memetik hikmah dari cita rasa kehidupan. Pengalaman akan menempanya menjadi manusia tangguh, arif, bijak, dan memiliki naluri tajam untuk melihat setiap peluang. Cecep Moch Wahyudin termasuk orang yang bersyukur itu.
“Saya merasa beruntung setelah mengalami jatuh bangun. Keterpurukan memaksa saya terus berupaya menjadi lebih baik. Di tengah krisis, saya justru melihat peluang,” kata chief operating officer (COO) yang juga salah satu pemilik PT QL Trimitra itu di Jakarta, baru-baru ini.
Lalu, apa kata Cecep tentang kesuksesan? “Menurut saya, kunci utama kesuksesan seseorang adalah komunikasi, apa pun profesi dan statusnya. Pahit, manis, dan asin, harus dikatakan. Semua harus dikomunikasikan. Ini yang kami terapkan di QL Trimitra,” ujar dokter hewan yang banting setir menjadi pengusaha itu.
PT QL Trimitra (QLT) adalah perusahaan joint venture antara QL Resources Bhd Malaysia (QLR) dan Trimitra Group Indonesia (Trimitra) yang bergerak di bidang peternakan ayam terintegrasi (integrated poultry farming). Sebelum bermitra dengan QLR, Trimitra merupakan perusahaan yang fokus ke penjualan telur ayam, ayam day old chick (DOC), ayam broiler, dan pakan ayam.
Meski masih berusia belia (berdiri pada 2010), QLT yang memiliki unit usaha, PT QL Agrofood (QLA) dengan kapasitas produksi hingga 1 juta butir telur sehari, terus bertumbuh, bahkan menjadi salah satu aktor utama dalam bisnis perunggasan di Indonesia.
Krisis seperti apa yang pernah dialami Cecep? Apa yang membuatnya mampu bangkit dari keterpurukan? Mengapa pria yang gemar olahraga menembak ini ingin QLT go public? Berikut wawancara dengannya.
Bagaimana perjalanan karier Anda di QLT?
Pada 2004, saya sempat bekerja di sebagai technical sales representative untuk obat-obatan ayam dan hewan. Area saya di Sukabumi. Memang dari awal, hidup saya susah, tetapi saya berpikir bahwa suatu saat saya harus keluar dari kondisi itu. Jadi, saya bekerja di sana cuma untuk belajar bagaimana mengelola perusahaan.
Maka setiap enam bulan, saya melakukan review, sudah siap atau belum saya keluar? Ternyata belum. Enam bulan kedua, juga belum. Enam bulan ketiga sudah mulai terbayang ilmu yang saya peroleh. Sampai akhirnya, bulan ke-20 saya pastikan untuk keluar. Akhirnya saya keluar.
Yang pertama kali Anda lakukan?
Saya berjualan telur dan ayam. Saya kirim telur ke warung-warung di Cianjur. Pertama saya jual telur 20 peti seminggu. Saya utang ke peternak. Saya tidak perlu modal. Dia kasih utang seminggu, uang sudah terkumpul, lalu saya bayar. Setelah berkembang, saya menjadi peternak. Berkembang lagi, saya meningkat ke produksi ayam daging. Tapi pada 2007, saya bangkrut.
Mengapa Anda bangkrut?
Pada 2007 muncul flu burung yang menyebabkan harga jual turun. Tidak ada yang mau beli ayam. Ayam saya mati, saya minus sampai Rp 1,4 miliar. Karena saya berkomitmen, mobil dan tanah saya gadaikan, Saya sempat stres.
Upaya Anda keluar dari krisis?
Dari kebangkrutan itu, saya coba berpikir dan berstrategi. Alhamdullilah, enam bulan saya sukses dan berhasil melewati itu setelah bernegosiasi. saya berutang ke orang 30 hari, ke pemasok saya minta 60 hari. Uangnya nyambung dan terus berputar. Gali lubang, tutup lubang, tapi saya punya komitmen. Pada 1 Juli 2007, semua selesai dan kembali normal, sama-sama 30 hari.
Perubahan besar apa yang Anda dapatkan?
Setelah perbaikan, bisnis saya naik terus. Sampai pada 2009, saya dikenalkan dengan presiden direktur QL Resources Bhd Malaysia (QRL). Setelah negosiasi, akhirnya saya mendapatkan kepemilikan saham 20 persen. Jadi, Trimirta yang saya bangun dari tahun 2005 dibeli oleh QRL senilai angka tertentu.
(Baca : kandang Ayam Yang Baik Itu Begini , KLIK DISINI )
Setelah itu, kami bergabung lagi dan mendirikan PT QL Trimitra (QLT) dengan komposisi saham 80:20. Yang 80 persen Malaysia, yang 20 persen lsaya. Dari 20 persen ini, saya berhak menjadi direktur atau menjadi COO. Kemudian, mereka mendirikan perusahaan lagi, PT QL Agrofood (QLA). Kepemilikan sahamnya, 100 persen Malaysia. Saya didaulat menjadi direktur juga di sana. Tanpa saham, hanya gaji saja.
Jadi, dari 2010 sampai sekarang, dua perusahaan ini sudah menghabiskan total Rp 1 trilliun untuk investasi, dari mulai pakan sampai rumah potong ayam.
Apa tahapan paling sulit membangun QLT?
Perizinan paling berat, makanya saya pilih basis bisnis saya di Cianjur karena saya putra Cianjur. Saat ada masalah dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan masyarakat, saya maju. Sebagai putra daerah, saya punya kekuatan sangat besar.
Mungkin ini bisa dibilang gila. Empat tahun saya habiskan dana Rp 1 triliun untuk pembangunan dan selesai. Sekitar Rp 600 miliar di antaranya untuk dua tahun. Pembangunan kandang diselesaikan dalam dua tahun, total luasnya 100 hektare. Saya bangun itu sendiri tanpa ahli.
Selama empat tahun itu, aturannya saya yang buat. Standard operating procedure (SOP), job desk-nya saya yang buat. Sampai-sampai bos bilang saya superman. Sebagai COO kan saya harus tahu detail.
Bagaimana perkembangan QLT sekarang?
Sekarang telur produksi QLT sudah masuk Indomaret, kurang lebih 3.200 outlet. Produksinya 1 juta butir per hari, dengan kapasitas potong 4.000 ekor ayam per jam. Sekarang baru satu shift, baru delapan jam. Target saya dua shift, 16 jam kali 4.000.
Rencana ke depan, semua akan diolah sendiri, pabriknya dibangun di Bekasi. Jadi, mulai dari pabrik pakan, pakan, ayam, anak sayam, semua dikerjakan sendiri, sampai dipotong, diolah, baru kemudian dijual. Sekarang sudah selesai, tinggal membangun kitchen center. Kami juga akan memproduksi daging ayam berkolesterol rendah.
Target lain ke depan?
Tahun ini kami akan membangun kitchen center. Saya melihat ada satu peluang besar, yaitu pertumbuhan restoran, hotel, dan katering di Indonesia naik tajam. Standar mutu di Indonesia juga sudah naik. Masyarakat sudah aware terhadap kebersihan dan mutu. Saya berpikir, diperlukan adanya suatu kitchen center yang menyediakannya. Kalau restoran dipaksa untuk itu terlalu berat.
Saya akan business to business dengan produk yang diinginkan mereka. Prepare semuanya. Sampai ke restoran sudah ready to cook, tidak memerlukan lagi chef. Misalnya ada yang ingin pesan ayam kalasan, dengan bumbu yang sesuai selera konsumen, kami siapkan dengan teknologi. Semuanya fresh, dijaga kualitas rasanya, dan disebarkan di seluruh Indonesia.
Anda menerapkan gaya manajemen seperti apa?
Agak sulit menggambarkan gaya saya memimpin karena saya bukan orang manajemen. Kalau saya lebih ke arah pendelegasian tugas yang jelas. Saya memberikan wewenang 100 persen kepada setiap head unit. Setiap head unit saya berikan kewenangan P&L (profit and loss). Dengan demikian, tidak ada istilah seorang yang menangani marketing hanya paham jual dan tagih, tidak tahu biaya produksi.
Selain itu, dalam sistem promosi jabatan, saya lakukan secara lelang. Sebelum saya cari orang luar, apakah ada yang mengajukan diri? Kalau ada, kami tes. Kami buat perjanjian, contohnya selama enam bulan dia lepas dari jabatan sebelumnya. Kalau hasil akhirnya tidak memuaskan, dia keluar. Berat? Ya, ini tantangan. Yang menilai bukan saya, melainkan semua manajer. Ada voting.
Punishment juga saya lakukan. Berat sanksinya, jika tidak patuh ada surat peringatan (SP) 1,2,3 atau dikeluarkan. Kenapa? Sebagai pemimpin, saya harus adil. Saya harus objektif, penilaian dilakukan secara bersama-sama. Kesannya saya sadis, tetapi demoktratis.
Hal pertama, harus disiplin. Dalam merekrut karyawan, saya bekerja sama dengan TNI. Saya suka dengan sistem militer karena disiplin.
Kunci sukses Anda?
Menurut saya, kunci utama kesuksesan seseorang adalah komunikasi, apa pun profesi dan statusnya. Pahit, manis, dan asin harus dikatakan. Semua harus dibuka dan dikomunikasikan.
Obsesi Anda selanjutnya?
Saya menargetkan perusahaan ini menjadi perusahaan terbuka pada 2020. Lalu, saya ingin membantu teman-teman muda yang punya hasrat di bidang agribisnis. Caranya, di-brainstorming dengan konsultasi gratis. Sehebat apa pun bisnis, kalau tidak ada makanan, bagaimana? Maka jangan sombong, semua harus berterima kasih kepada petani. Sebenarnya, derajat yang harus ditingkatkan ya derajat petani.
Filosofi hidup Anda?
Bagi saya, yang akan menguasai dunia adalah dokter, pengacara, dan pengusaha. Sedangkan ilmu yang paling tinggi di dunia adalah hukum, setelah itu kedokteran. Dua ilmu itu yang saya ambil, bukan hanya gaya-gayaan karena menjadi hamba ilmu itu merupakan kewajiban. Insya Allah saya mau kuliah lagi S3, ambil filsafat. Bagi saya, orang yang sempurna adalah orang yang mengerjakan sesuatu dengan hasil pemikirannya. Itu sebabnya, saya butuh ilmu filsafat.
Saya berencana menerbitkan novel yang saya tulis sendiri, judulnya 180. Sebentar lagi diluncurkan. Itu pemikiran saya selama 10 tahun, tapi saya benar-benar menulisnya dalam tujuh tahun, yaitu sejak saya jatuh miskin pada 2007. Saya ingin mengemukakan bahwa bahagia itu merupakan hak semua orang, semua makhluk. Tinggal bagaimana berpikir untuk bahagia. Bahagia itu gampang, tidak harus dengan duit.
Salam !
www.DokterUnggas.com