Contoh Perhitungan
Sebuah peternakan ayam broiler komersial dengan hasil recording sebagai berikut:
Populasi awal : 5.000 ekor
Populasi akhir : 4.850 ekor
Umur panen : 28 hari
Berat panen total : 6.776,4 kg
Jumlah pakan total : 9.400 kg
Berat DOC : 40 g/ ekor
Ayam mati : 65 ekor
Ayam afkir : 85 ekor
Waktu panen
21 hari –> 520 ekor = 0,82 kg
28 hari –> 3.850 ekor = 1,4 kg
35 hari –> 480 ekor = 2 kg
maka perhitungannya ialah,
D = (65 + 85) ekor x 100%
5000 ekor
D = 3 %
(persentase deplesi maksimal = +5%)
Rata-rata BB ayam saat panen
= (480 x 2) + (520 x 0,82) + (3.850 x 1,4) kg
3.850 + 480 + 520 ekor
= 960 + 426,4 + 5.390 kg
4.850 ekor
= 6.776,4 kg
4.850 ekor
= 1,4 kg/ ekor ayam
FCR = 9.400 kg
6776,4 kg – (0.04 kg x 5000)
= 1,43
A/U = (21×520)+(28×3850)+(35×480)
(4850) ekor
= 27,94 hari
(waktu panen ayam di perhitungan ini ialah 28 hari)
IP = (100% – 3%) x 1,4 kg x 100
1,43 x 27,94 hari
= 339,89 (standar IP: ≥ 300)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa peternakan tersebut telah berjalan dengan optimal. Kesimpulan tersebut diangkat berdasarkan beberapa hal di bawah ini:
-
Persen deplesi ayam di peternakan (3%) lebih rendah dibanding target maksimal deplesi yaitu +5%. Hal ini disebabkan baiknya tata laksana pemeliharaan, pengobatan, vaksinasi dan juga pakan yang berujung pada rendahnya persentase deplesi.
-
Nilai A/U (27,94 hari) yang berselisih 0,06 hari dengan umur panen ter-banyak di umur 28 hari dikarenakan penjualan ayam sesuai BB berdasarkan permintaan pasar yaitu pada BB 0,82 kg (520 ekor), 1,4 kg (3.850 ekor) dan 2 kg (480 ekor). Peternak memutuskan untuk menyisakan sebagian ayam untuk dipanen dengan BB 2 kg. Seperti diketahui, masing-masing BB ayam memiliki pangsa pasar tersendiri. Misalnya, ayam BB 0,8-0,9 kg disukai rumah makan dan pasar tradisional sedangkan BB di atas 1,5 kg disukai industri mie instan dan kaldu ayam (www.ppti.usm.my).
-
Rata-rata BB ayam saat tiga kali panen ialah 1,4 kg. BB panen umur 21 hari (0,82 kg), 28 hari (1,4 kg) dan 35 hari (2 kg) sedangkan standar BB breeder untuk 21 hari ialah 0,801–0,885 kg, 28 hari (1,316–1,478 kg) dan 35 hari (1,879–2,155 kg). Menilik perbandingan di atas, ayam sudah memenuhi standar sejak umur panen 21 hari. Terpenuhinya standar ini sejak panen pertama (21 hari,red) memang patut diusahakan bahkan sejak masa brooding. Lakukan kontrol BB rutin agar ayam yang BB tidak sesuai standar dapat segera dipisahkan dan diberi perlakuan khusus yaitu penambahan jumlah pakan 10% (maksimal +15 g) dan vitamin. Anda bisa mengkombinasikan pemberian vitamin sesuai umur pemeliharaan misalnya Vita Chicksdan Strong n Fit untuk umur 0-1 minggu, Broiler Vita untuk umur 1-3 minggu serta Neobro untuk di atas 3 minggu hingga panen.
-
Pencapaian IP peternakan tersebut (339,89) sudah sangat baik karena melebihi standar yaitu ≥300. Tingginya IP tersebut menandakan suatu peternakan telah menerapkan sistem manajemen yang cukup efisien dan efektif.
Perhitungan Break Even Point (BEP)
Nilai kualitas performan ayam ditunjukkan dari nilai IP sedangkan untuk nilai rupiah tercermin dari nilai BEP harga. BEP harga digunakan untuk menentukan tingkat harga jual agar mencapai titik impas (tidak untung tidak rugi). Metode ini paling sering digunakan oleh peternak. Seperti diketahui, bahwa harga ayam broiler mengikuti harga pasar sehingga peternak sulit mengatur harga sendiri. Dengan metode BEP harga tersebut, ketika harga jual ayam sudah melewati nilai BEP harga peternak bisa menjualnya. Metode penghitungan BEP ialah sebagai berikut.
BEP = (FCRxBBxP)+DOC+BOP+BVK
BB
Keterangan :
BB : berat badan rata-rata ayam
P : harga pakan per kg
DOC : harga DOC
BOP : biaya operasional
BV : biaya pengobatan (vaksin, antibotik, vitamin, desinfektan dsb)
Berikut contoh perhitungan BEP yang mengambil data dari soal sebelumnya untuk 3850 ekor ayam yang dipanen pada umur 28 hari dengan tambahan data berikut:
Jumlah ayam* : 4.000 ekor
Total konsumsi pakan* : 7.399,46 kg
Harga DOC : Rp. 3.000,-/ ekor
Harga pakan : Rp. 5.350,-/ kg
Biaya operasional pemeliharaan : Rp. 1.600/ ekor
Biaya pengobatan : Rp. 300/ ekor
Ket. * termasuk ayam mati dan afkir tapi tanpa ayam yang dipanen tidak pada umur 28 hari
FCR = 7330,4 kg
5390 kg – (0,04 kg x 4000)
= 1,41
(standar FCR umur 28 hari = 1,417 – 1,475)
BEP = ( 1,4 x 1,4 x 5350) + 3000 + 1600 + 300
1,4
= Rp. 11.043,5/ ekor
Seusai harga jual ayam di peternak per 11 Januari 2010 untuk wilayah Bandung (+ Rp. 10.400,-/kg untuk ayam ukuran <1,5 kg) maka :
HP = HK x BB
= Rp. 10.400 x 1,4 kg
= Rp. 14.560,- / ekor
Keterangan
HP : harga jual ayam di peternak per ekor
HK : harga jual ayam di peternak per kg
BB : berat badan rata-rata ayam
Jika nilai BEP lebih rendah dari harga jual ayam, maka peternak untung. Namun jika sebaliknya, peternak rugi. Jadi laba atau rugi dihitung berdasarkan selisih harga penjualan ayam dikurangi BEP.
Laba = HP – BEP
= 14.560 – 11.043,5
= Rp. 3.516,5/ ekor ayam
Berdasarkan perhitungan di atas, untuk setiap ekor ayam yang dipanen peternak mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 3.516,5.
Kalau ayam jawa super gimana ghan balas lewat email? triono.herba@gmail.com
Gimana menghitung ayam jawa super kapasitas 200 ekor dalam 60 hari dgn berat rata2 1kg?
Gimana menghitung ayam jawa super kapasitas 200 ekor dalam 60 hari dgn berat rata2 1kg?