Pasang surut usaha peternakan ternyata tidak sepenuhnya bergantung pada kondisi pasar. Keberhasilannya juga ditentukan oleh peran pemimpin yang bernaung di dalamnya. Langkah apa yang harus diambil oleh manajer farm ketika terjadi outbreak? Sudahkah diterapkannya biosecurity secara disiplin di farm? Atau bagaimana menumbuhkan sikap disiplin pada para operator dan karyawan kandang? Itu semua membutuhkan keterlibatan sosok seorang pemimpin di peternakan.
Pengelolaan sebuah peternakan (farm) memerlukan kepemimpinan yang baik. Sebagai sebuah organisasi yang memiliki tujuan, keberhasilan sebuah farm ditentukan oleh beberapa orang dengan peranannya masing-masing. Faktor manusia menduduki peringkat pertama dalam proses pencapaian keberhasilan suatu organisasi dan pemberdayaan manusia pun ditentukan oleh sifat kepemimpinan pemilik dan manajer farm.
Gaya kepemimpinan pemilik farm biasanya selalu diwariskan kepada manajer farm dan keseluruhan anggota organisasi tersebut. Artinya sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh pemilik farm akan memberikan pengaruh yang kuat pada pembentukan sifat kepemimpinan manajer farm, misalnya pemilik farm yang memimpin dengan kedisiplinan kerja, akan mempengaruhi kinerja manajer farm dan pada akhirnya akan ditularkan pula pada operator kandang. Dalam hal ini, budaya kerja di farm ditentukan oleh sikap pemilik farm dalam pengelolaan farm karena dia akan menjadi teladan bagi manajer farm dan karyawan kandang lainnya.
Pemilik farm memberikan kepercayaan kepada manajer farm untuk dapat mengelola farm dengan aset-aset yang di investasikannya dengan tujuan dapat memberikan keuntungan maksimal. Tugas manajer farm adalah memastikan segala usaha pengelolaan farm berjalan dengan baik melalui pengaturan dan pengelolaan aset-aset farm, termasuk karyawan kandang. Dalam hal ini manajer farm mengelola alur 4P (people, product, process, productivity) untuk pencapaian hasil yang maksimal.