DOKTERUNGGAS.COM – Namanya Mirza, pemuda yang sulit mencari kerja setelah lulus kuliah. Kecelakaan dalam arti bukan negatif tapi positif, karena sulit cari kerja akhirnya mencoba ternak ayam petelur.
Kesulitan mencari pekerjaan ternyata bukanlah sesuatu yang buruk bagi Mirza Ali, 25, warga Desa Pakel, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Justru berawal dari kesulitan mencari pekerjaan, pemuda asal Tuban itu kini malah jadi Peternak ayam yang sukses hingga bisa mengembangkan usahanya. Seperti apa lika-liku perjalannya dalam membangun bisnis ini?
Mirza, sapaan akrabnya, terlihat tengah sibuk menyortir telur ayam yang diambilnya langsung dari kandang miliknya di Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Tuban. Telur dengan kualitas baik dibedakan dengan hasil telur lainnya.
Dengan kondisi telur yang harganya lumayan pada beberapa pekan terakhir ini, Mirza mengaku bisa sedikit tersenyum lebar karena keuntungan yang didapat. Kondisi ini hanya baru-baru kali ini terjadi.
Sebab, beberapa bulan atau bahkan pada tahun sebelumnya harga telur pernah jeblok sampai Rp13 ribu per kilo dari peternak. Ditambah pula, harga pakan yang terus melambung tinggi.
“Alhamdulillah, dari kandang kami jual Rp27.500/kg. Di pasaran ya sampai harga Rp30 ribu–Rp31 ribu/kg,” terang pemuda yang masih lajang ini.
Sedangkan harga pakan sekarang sudah mencapai Rp7.300-Rp7.500 per kilo. Estimasi per ekor makannya 120 gram per hari. Dengan tingginya harga pangan, dia tidak bisa berbuat banyak. Walaupun beberapa komponen pengganti protein diganti dengan yang lain, tapi tetap bergantung pada pakan dari pabrik.
“Bisa disiati. Tapi, tetap tidak bisa meninggalkan pakan dari pabrik. Dulu harganya Rp17ribu–Rp18 ribu sudah untung, sebanding harga pakan Rp5.000/kg. Sekarang tidak memungkinkan. Pasti kolaps,” terangnya.
Pengusaha sukses ini menuturkan, harga telur sangat terpengaruh dengan harga yang di Blitar karena di sana sentralnya. Jika tidak, dampaknya sangat luar biasa. Sebab, jika kami jualnya lebih mahal dari sana, telur dari sana yang masuk ke Tuban.
“Kalau harga telur, tetap ada kesepakatan bersama. Selain itu, harus update harga di Blitar,” tutur pemuda asal Tuban ini.
Lulusan Jurusan Administrasi Negara Pilih Jadi Peternak Ayam Petelur
Memilih jadi pebisnis ayam petelur sebenarnya bukanlah pilihan dari Mirza. Hanya saja, karena pada 2020 bersamaan dengan pandemi Covid-19, dia kesulitan mencari pekerjaan. Kondisi ini yang menjadikannya memutar otak untuk bekerja.
Akhirnya dia memiliki ide menjadi peternak ayam petelur. Sembari belajar dari keluarga yang juga berbisnis telur ayam, membuatnya nekat untuk memulai usaha itu.
Dia mengatakan, memiliki modal awal Rp400 juta untuk memulai membangun kandang dan mengisinya dengan sekitar 2.600 ekor ayam. Akhirnya sampai bisa berjalan selama tiga tahun ini dan bertambah menjadi 6.500 ekor ayam.
”Kalau modalnya sekitar Rp400 juta sampai ayam bisa bertelur dan telurnya dijual bisa untuk beli makan, makan ayam udah mandiri. Kalau bisa balik modal ya 2,5 tahun, itu kondisi normalnya,” terangnya.
Bagi dia, beternak ayam tidaklah sulit. Mirza mengatakan, meski tingkat kematian ayam bisa dikatakan tidak sampai 10 persen, tapi selama peternak teliti dalam proses pembesaran, maka tingkat kematian bisa ditekan.
“Kalau kami ngurusnya teliti, rapi, dan telaten, insyaa Allah ayam-ayamnya jadi kuat dan tahan lama. Dan sering kasih vitamin juga. Terutama pemberian vaksin pada ayam itu sangat penting,” tuturnya.
Ingin Sukses Ternak Ayam Petelur Seperti Beliau ? KLIK DI SINI
OFFICE : CV.GAVIN CORPORATION
JL. Raya Menengai, Dusun Slatung, Desa Tlogoagung, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
A/n Drh.Alvin Paradiptya, M.Vet
WhatssApp : 0856 55 28 11 14
Handphone : 0856 55 28 11 14
Ibu Diana ( Staff Admin ) Handphone : 0856 0783 6410
WhatssApp : 0856 0783 6410
Email : DokterUnggas@yahoo.com
Pak Hasan ( Staff Gudang/Manager Peternakan) Handphone : 0878 0685 4825
WhatssApp : 0878 0685 4825