DOKTERUNGGAS.COM – Saat ini, biaya investasi membuat kandang semakin mahal. Pada tahun 2014, dengan standar kandang terbuka tipe F.A.E (Futuristik, Aerodinamis, Ekonomis), kapasitas 6.000 ekor sekandang, Rp 90.000,-/ekor. Dengan konstruksi kandang dibuat dari kayu, secara akunting dihitung masa pakai atau penyusutan 10 tahun ( = 120 bulan = 521 minggu).
Untuk masa pakai 10 tahun tsb, saya memilih mengisi 7 periode layer, -/+ 1,5 tahun per periode. Supaya bisa mengisi 7 periode, tentu umur afkir menjadi terbatas, maksimum 81 minggu, harus sudah diafkir. Itu pun perlu didukung masuknya pullet umur 15 minggu (105 hari) dimana program vaksinasinya sudah komplit.
Per periode sampai dengan umur 81 minggu, Hen House (H,H) harus bisa menghasilkan 21 kg telur/ekor. Maka dalam 10 tahun, 7 periode akan menghasilkan 147 kg telur/ekor.
Bila umur afkir layer dimundur-mundur, tanpa batas pasti, maka dalam tempo 10 tahun tidak bisa diisi 7 periode. Misal, afkir umur 100 minggu. Kemudian perlu proses pembersihan, cuci kandang, sterilisasi dan service, perlu waktu 4 minggu. Total perlu interval waktu 104 minggu. Akibatnya, dalam tempo 10 tahun ( = 521 minggu), kandang bisa dipakai hanya 5 periode. Hasilnya -/+ 27 kg telur/ekor x 5 periode = 135 kg telur/ekor.
Keuntungan afkir layer tepat jadwal maksimum umur 81 minggu :
1. Secara perhitungan, biaya investasi membuat kandang dibagi hasil 147 kg telur, tentu lebih ekonomis dibanding dibagi 135 kg telur;
2. Kualitas telur tentu saja akan lebih baik bila umur layer tidak ketuaan;
3. Rata-rata HD di dalam 1 lokasi tentu akan lebih tinggi bila isinya layer dengan umur rata-rata muda;
4. Ada penghematan biaya upah tenaga kerja, dengan gaji/upah yang sama, bisa menghasilkan jumlah telur lebih banyak karena HD-nya lebih tinggi;
5. Puncaknya, rata-rata F.C.R lebih ekonomis layer muda daripada layer tua. Itu pasti.
Salam Sukses !