Apa Penyebab Ayam Petelur Tidak Bertelur ?

DOKTERUNGGAS.COM – Salam dokter, saya Andre di Kendal. Saya sudah lama beternak ayam petelur. Tapi kadang masih bingung, kenapa Ayam Pullet saya tidak mau bertelur ? kadang bertelur tapi tidak teratur. Mohon penjelasannya dokter unggas. Terima kasih

cara pemberian pakan ayam petelur

 

Jawab : 

Terima kasih bapak, pertanyaan bagus sekali.

Banyak faktor penyebab ayam petelur tidak bertelur : 

  1. Penyakit

    Ada beberapa penyakit spesifik yang bisa menyerang organ reproduksi ayam petelur sehingga ayam tersebut berhenti untuk berproduksi. Penyakit-penyakit tersebut diantaranya ND, IB dan AI. Selain itu juga, berhentinya ayam bertelur bisa disebabkan oleh kondisi tubuh yang tidak bagus atau dalam keadaan immunosupresif, sehingga saat terjadi infeksi penyakit sekunder maka bisa mengakibatkan kerusakan permanen saluran reproduksi. Alangkah baiknya, untuk memastikan adanya infeksi penyakit di ayam tersebut, Saudara bisa mengambil sampel untuk diujikan di laboratorium.

  2. Kualitas pullet dan ayam petelur yang tidak baik

    Kualitas pullet sangat menentukan keberhasilan ayam petelur berproduksi. Jika kualitas pullet kurang, maka kualitas ayam produksi atau layer juga akan tidak baik, sehingga tidak memiliki persistensi produksi yang panjang. Hal inilah yang menyebabkan ayam petelur akan lebih cepat berhenti berproduksi. Pentingnya kontrol manajemen ini terutama saat 5 minggu pertama atau saat dalam fase starter dimana dalam fase tersebut terjadi hiperflasia atau perbanyakan sel, juga terjadi pertumbuhan organ-organ penting seperti organ pernapasan, pencernaan, kekebalan dan reproduksi. Selain itu, pada minggu ini harus diperhatikan mengenai penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan pertumbuhan organ-organ reproduksi terhambat.

    (Baca Juga:Kualitas Pullet Ini Tidak Di Ragukan lagi & jadi Rebutan Peternak,KLIK DI SINI )

  3. Pakan yang tidak tepat

    Memberi pakan yang salah, mengurangi takaran atau membatasi jumlah pakan yang tersedia dapat menyebabkan ayam kekurangan gizi. Jika feed intake atau konsumsi pakan tidak masuk, maka akan berkorelasi dengan bobot badan yang terbentuk. Pentingnya kontrol berat badan setiap minggu pada saat starter, 2 minggu sekali untuk fase grower, dan 1 bulan sekali untuk fase layer adalah untuk mengevaluasi jika ada ayam yang terlambat dalam pencapaian bobot badannya. Saat bobot badan turun drastis atau tidak sesuai dengan standarnya, maka mustahil ayam tersebut bisa memproduksi telur. Yang harus diperhatikan dalam pakan yakni kandungan nutrisi yang terkandung harus cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksinya. Pada masa pullet, ayam petelur harus diberikan grit untuk menstimulasi pembesaran tembolok agar target feed intake bisa tercapai. Selain itu juga grit digunakan untuk cadangan kalsium saat ayam petelur akan memasuki fase bertelur. Pada fase layer atau bertelur, protein yang dibutuhkan oleh ayam akan lebih besar dari saat fase grower. Protein tersebut digunakan untuk bertelur terutama produksi putih telur atau albumen. Jangan mengurangi jumlah pakan saat bertelur, terutama saat awal sampai puncak produksi.

  4. Kondisi stres yang berat

    Stres bisa muncul dari perlakuan atau manajemen, pergantian pakan, lingkungan yang tidak sesuai maupun sebagai respon adanya penyakit yang menginfeksi. Ayam layer sekarang secara genetik akan lebih mudah stres dan peka terhadap perubahan pakan. Stres yang berlebihan di ayam akan berpotensi terkena imunosupresif sehingga sistem kekebalannya akan menurun dan penyakit sekunder akan lebih gampang menginfeksi. Selain itu stres berkepanjangan di ayam akan berpengaruh terhadap produksi yang menurun atau bahkan berhenti secara permanen.

  5. Rontok bulu (molting)

    Molting merupakan proses alamiah yang biasa terjadi pada ayam petelur yang telah berproduksi cukup lama dan berlangsung selama ± 4 bulan. Meskipun demikian, proses molting bisa dipercepat dengan menerapkan metode molting paksa atau force molting, yang hanya membutuhkan waktu 6-8 minggu saja. Di lapangan sendiri, teknik force molting inilah yang biasa diterapkan oleh peternak. Force molting mempunyai hubungan erat dengan produksi telur, di mana selama force molting akan terjadi penurunan produksi telur secara drastis atau ayam berhenti bertelur sama sekali, serta terjadi penurunan bobot badan. Setelah program force molting berakhir (sudah lebih dari 30 hari), maka ayam bisa diberi ransum komplit dengan porsi normal dan bobot badan secara bertahap akan meningkat kembali. Sedangkan untuk mempercepat pembentukan bulu setelah proses force molting, bisa diberikan suplemen yang mengandung asam amino, vitamin B kompleks, A, D, E dan beberapa mineral yang penting. 

Sebagai kesimpulan, produksi telur yang turun dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari mutu ransum, tatalaksana pemeliharaan, sampai adanya serangan penyakit dapat menurunkan produksi telur.
Perlindungan terbaik terhadap penyakit diawali dengan membeli DOC atau pullet yang sehat Seperti Berikut ini : KLIK GRATIS DI SINI

Segera Konsultasikan GRATIS Ayam Petelur anda kepada kami di :

iphone 035

Kantor Kami

OFFICE : CV.GAVIN CORPORATION
JL. Raya Menengai, Dusun Slatung, Desa Tlogoagung, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur

A/n Drh.Alvin Paradiptya, M.Vet
WhatssApp : 0856 55 28 11 14
Handphone : 0856 55 28 11 14

Ibu Diana ( Staff Admin ) Handphone : 0856 0783 6410
WhatssApp : 0856 0783 6410
Email : DokterUnggas@yahoo.com

Pak Hasan ( Staff Gudang/Manager Peternakan) Handphone : 0819 1300 0295

WhatssApp : 0819 1300 0295

Sumber : Info Medion

About dokter unggas

CV.Gavin Corporation adalah perusahaan penyedia produk peternakan unggas terbesar di Indonesia. kami menyediakan berbagai macam, peralatan kandang close house dan memberikan tips cara meningkatkan bobot broiler Hubungi Hp 0856 55 28 11 14

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *