Pilih Probiotik atau Herbal untuk Ternak Ayam Kita?

DOKTERUNGGAS.COM – Tulisan ini saya maksudkan untuk “sharing”. Tidak bermaksud menggurui siapa pun dan menyalahkan pendapat atau pengalaman orang lain, siapa pun. Jadi, tulisan ini bukan bahan untuk berdebat, apalagi “debat kusir” atau “debat pokrol”. Kalau debat secara ilmiah, forum ini tidak tepat.

12308616_619330398204782_3295700243780304374_nMenurut pemahaman dan pengalaman saya, PROBIOTIKA dan HERBAL itu 2 hal yang berbeda. Ibarat tempe goreng dan tahu goreng. Dimakankan tempe goreng saja, enak. Dimakan tahu goreng saja enak. Dimakan bersamaan, juga gak apa-apa.

Bedanya, probiotika adalah makhluk hidup, bisa mereplikasi (memperbanyak) diri, dari 1 sel menjadi 2 sel, menjadi 4 sel, menjadi 8 sel, menjadi 16 sel, menjadi 32 sel, menjadi 64 sel dst, dalam hitungan menit bila kondisinya mendukung. Ada probiotika yang replikasinya cepat, dalam hitungan 18 jam, ada yang replikasinya sedang 24 jam dan ada yang replikasi lambat 36 jam – 72 jam. Dalam tempo tersebut, masing-masing probiotika, sesuai kodratnya, sudah mereplikasi diri mencapai puncaknya, dan sel yang berumur paling tua akan mati. Bila substrat/makanannya masih ada dan kondisi tempatnya berada masih memungkinkan/kondusif, replikasi tsb akan berlangsung terus. Jadi, dalam dosis kecil pun, bisa memberikan efek seperti yang diinginkan.

Contoh, probiotika yang dipakai untuk mengurai kotoran di septic tank, pemberiannya cukup 1-3 bulan sekali. Probiotika, mampu menghasilkan enzim yang bisa membantu proses mencerna bahan pakan secara bio-kimiawi, termasuk mencerna serat kasar. Nah…enzim inilah salah satu keajaiban dari Tuhan dari bermilyar keajaiban lainnya. Tanpa enzim, gak ada kehidupan. Proses produksi probiotika nyaris tidak memerlukan herbal, cukup substrat yang sesuai dengan keperluan hidupnya. Probiotika yang cocok unggas adalah yang menghasilkan enzim yang kerjanya lengkap : amilolitik, lipolitik, proteolitik, selulolitik, lignolitik dan acidofilus.

Sedangkan herbal aalah produk mati, tidak bisa mereplikasi diri dan tidak bisa mengurai suatu bahan serat kasar secara aktif dan tidak bisa menghasilkan substrat berupa enzim. Proses produksi herbal sama sekali tidak memerlukan probiotika. Yang memberi efek terapi dari herbal adalah zat aktif yang dikandung oleh herbal tsb. Biasanya atau pada umumnya, diperlukan dosis relatif banyak, terus menerus dan dalam tempo agak lama supaya memberi efek terapi. Bila penggunaannya bersamaan, probiotika dan herbal, muncul pertanyaan, mau ikut dosis probiotika atau ikut dosis herbal. Kalau ikut dosis herbal, diperlukan jumlah probiotika yang banyak, artinya biayanya jadi banyak. Kalau mau ikut dosis probiotika, dosis herbal terlalu sedikit untuk herbal supaya bisa mencapai efek terapi.

Herbal ada yang mengandung antiseptik, antibiotika dan astringen alami. Efeknya mematikan beberapa jenis kuman. Misal, daun sirih, bawang putih, kunyit dan lain-lain. Jadi, saat membiakkan probiotika di dalam campuran herbal, resikonya mati probiotika yang berasal dari kuman. Alias tidak logis.

Herbal yang benar-benar efektif untuk golongan unggas, terutama adalah kunyit dan temulawak (curcuma) saja. Keduanya membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan (intestinal integrity) dan hati. Bila keduanya dengan dosis yang tepat, dicampur atau dibarengkan pemberiannya dengan multi vitamin dan muilti mikro mineral, baik sekali untuk meningkatkan nafsu makan. Herbal yang lain sepertinya hanya anggapan kita saja seolah-olah bermanfaat.

Jadi, enak dibarengkan dengan enak belum tentu enaknya double atau efek sinergi. Dengan begitu, tentukan saja salah satu yang mau dipakai, mau pakai probiotika atau pakai herbal.
by drh Win

About dokter unggas

CV.Gavin Corporation adalah perusahaan penyedia produk peternakan unggas terbesar di Indonesia. kami menyediakan berbagai macam, peralatan kandang close house dan memberikan tips cara meningkatkan bobot broiler Hubungi Hp 0856 55 28 11 14

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *