Bakteri E.Coli Mencemari Air Minum Ayam

Dokter, Saya memiliki peternakan ayam petelur dan sedang menghadapi masalah air yang mengandung Escherichia coli tinggi. Akibatnya ayam pullet saya bermasalah. Apakah ada obat yang baik dan efektif untuk masalah ini?

Jawab :

DOKTERUNGGAS.COM – Air yang telah jelas teridentifikasi adanya bakteri E. coli menjadi faktor penyebab terjadinya kasus colibacillosis. Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi ayam yang terinfeksi colibacillosis diantaranya Proxan-C, Tycotil, Therapy atau Trimezyn (pilih salah satu). Agar pengobatan efektif dan ayam cepat sembuh maka perlu diperhatikan prinsip pengobatan yaitu :

  • Jenis obat yang dipakai sesuai dengan penyakit (tepat diagnosa dan pemilihan obat)

  • Obat mampu mencapai lokasi kerja atau organ sakit

  • Obat tersedia dalam kadar yang cukup

  • Obat berada dalam waktu yang cukup

Salah satu prinsip pengobatan yang sering terlupakan ialah obat berada di dalam tubuh ayam dalam waktu yang cukup. Idealnya adalah selama 24 jam, namun karena terkendala pada aplikasi pada malam hari maka setidaknya 12 jam. Tujuannya agar obat senantiasa tersedia dalam kadar yang cukup sehingga dapat membasmi E. coli dengan optimal. Dalam sehari, pemberian obat setidaknya dilakukan 2 kali, yaitu pagi – siang (07.00 – 12. 00) dan siang – sore (12.00 – 17.00). Obat yang telah dilarutkan dalam air minum hendaknya habis dikonsumsi selama 4-6 jam.

Dari pertanyaan telah teridentifikasi bahwa serangan colibacillosis tersebut bersumber dari air minum yang terkontaminasi oleh E. coli. Oleh karena itu untuk menunjang keberhasilan pengobatan, maka perlu dilakukan treatment untuk menurunkan tantangan E. coli dalam air minum. Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah :

  • Desinfeksi air minum

Penambahan desinfektan (antiseptik) telah terbukti efektif membasmi kontaminasi E. coli di air minum. Hanya saja perlu dipilih desinfektan yang aman untuk ayam. Salah satu desinfektan yang aman dan sering digunakan untuk membasmi E. coli di air minum ialah Desinsep. Desinsep merupakan desinfektan tidak berwarna yang aman dan efektif membasmi E. coli maupun mikroorganisme patogen lainnya seperti virus, bakteri maupun jamur yang mencemari air minum. Dosis pemberian Desinsep ini ialah 30 ml per 1.000 liter air minum. Setelah ditambahkan dalam air minum Desinsep akan diubah menjadi hypochlorite yang bersifat stabil dan tahan lama di dalam air minum jika dibandingkan klorin aktif (kaporit) (Worley et all., 1983). Dengan demikian, daya kerja Desinsep membasmi E. coli di air minum menjadi lebih efektif. Selain Desinsep, antiseptik lain yang aman dan sering digunakan untuk desinfeksi air minum ialah Antisep (3 ml tiap 2 liter air minum), Neo Antisep (3 ml tiap 7,5 liter air minum), Medisep (3 ml tiap 10 liter air minum) dan Zaldes (0,5 ml per liter air minum). Kaporit (klorin aktif) juga bisa digunakan untuk mengatasi E. coli yang mencemari air minum.


Produk antiseptika

Pada kondisi normal, penambahan antiseptik atau kaporit dapat dilakukan dengan sistem 3-2-3, yaitu 3 hari diberi antiseptik, 2 hari tidak diberi antiseptik dan 3 hari diberi antiseptik. Namun saat terjadi kasus colibacillosis, penambahan antiseptik maupun klorinasi dapat dilakukan setiap hari. Namun yang perlu diperhatikan ialah saat pemberian antiseptik atau klorin aktif sebaiknya jangan dicampur dengan obat colibacillosis karena dapat merusak atau menurunkan potensi obat menjadi tidak ampuh.

Untuk menurunkan efek tersebut, pemberian antiseptik atau kaporit sebaiknya dilakukan pada sore atau malam hari atau setidaknya didiamkan selama 12 jam (sore hari ditambahkan antiseptik atau kaporit lalu didiamkan semalam). Pagi harinya air minum tersebut baru digunakan untuk melarutkan obat.

  • Perebusan air minum

Kontaminasi E. coli dalam air minum juga dapat diatasi dengan pemanasan air. Hanya saja pemasakan air tersebut setidaknya harus sampai mendidih (> 100oC) selama minimal 1 menit. Treatment ini biasanya dilakukan saat masa brooding dimana kebutuhan air minum masih relatif sedikit, namun saat ayam dewasa jarang diaplikasikan.

Selain menghilangkan E. coli yang mencemari air minum dengan cara melakukan desinfeksi dan perebusan air minum, tak kalah penting ialah membersihkan pipa atau paralon dan bak penampung air. Treatment ini seringkali kita lupakan, meski sebenarnya E. coli akan mampu terhindar dari antiseptik dan kaporit dengan cara bersembunyi di lapisan biofilm yang terdapat pada paralon dan bak penampungan air. Biofilm ini berupa lapisan atau kerak yang terdapat pada permukaan bagian dalam dari paralon dan bak penampungan yang lama tidak dibersihkan sehingga relatif sulit untuk ditembus oleh cairan antiseptik maupun kaporit.


Pembentukan biofilm pada bagian dalam paralon bisa menjadi tempat berlindung E. coli sehingga tidak terbasmi oleh desinfektan

Pembersihan pipa atau paralon air dapat dilakukan dengan teknik flushing, yaitu menyemprotkan air bertekanan tinggi ke dalam pipa atau paralon air. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pelaksanaan flushing ialah :

  • Melakukan pembersihan saluran air secara rutin setelah pengobatan, pemberian vitamin maupun vaksinasi

  • Flushing hendaknya dilakukan setiap hari atau minimal 1 kali seminggu

  • Flushing menggunakan tekanan 1,5-3,0 bar atau dengan nyemprotkan air dari pompa air langsung ke paralon

  • Waktu pelaksanaan flushing adalah 1 menit setiap 30,3 m pipa atau paralon air

  • Selama musim panas, flushing dilakukan lebih dari satu kali dalam sehari. Hal ini dilakukan karena pada musim panas, suhu air akan meningkat sehingga akan memacu pembentukan koloni atau kelompok mikroorganisme patogen dan juga mempercepat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme patogen

Jika paralon air lama tidak dibersihkan, biasanya biofilm akan menempel kuat dan sulit dibersihkan dengan penyemprotan air bertekanan. Jika ditemukan hal demikian, maka langkah penanganannya ialah :

  • Perlakuan fisik, seperti menyikat bagian dalam paralon

  • Penambahan zat kimia tertentu seperti hidrogen peroksida (H2O2). Larutan H2O2 10% dimasukkan ke dalam pipa dan didiamkan selama minimal 10 menit. Setelah itu disemprot dengan air ber-tekanan. H2O2 ini relatif aman terhadap ayam

Begitu juga dengan bak penampungan air, lakukan pengurasan minimal 1 bulan sekali dan pastikan kondisi bak penampungan air tertutup sehingga dapat menekan perkembangan jamur, lumut atau mikroorganisme patogen lainnya. Alangkah lebih baiknya jika setiap kandang memiliki bak penampungan air tersendiri, sehingga saat pindah kandang atau afkir dapat dilakukan pembersihan secara optimal.

Sebagai langkah antisipasi, sebaiknya lakukan pengujian kualitas air minum secara periodik, terutama saat pergantian sumber mata air atau perubahan musim (masa pancaroba). Dengan melakukan pengujian kita akan mengetahui tingkat pencemaran E. coli dalam air minum sehingga kita dapat melakukan langkah antisipasi dengan lebih cepat. Perlu sekiranya kita perhatikan juga teknik pengambilan sampel air yang akan diuji. Sebaiknya sampel air diambil dibeberapa titik, yaitu di bak penampungan, saluran atau paralon air dan air di piringan tempat minum. Dengan demikian diharapkan kita dapat mengetahui sumber kontaminasi E. coli, apakah dari sumber air, bak penampungan, paralon atau tempat minum sehingga penanganan terhadap E. coli menjadi lebih tepat.

Selain fokus pada air minum, jangan lupa untuk melakukan desinfeksi (semprot) kandang dan lingkungan kandang secara rutin, mengingat E. coli juga dapat ditularkan melalui udara yang terkontaminasi.

Lakukan penyemprotan kandang dengan Gavprotec setidaknya 1 minggu sekali.

Salam !

www.DokterUnggas.com

About dokter unggas

CV.Gavin Corporation adalah perusahaan penyedia produk peternakan unggas terbesar di Indonesia. kami menyediakan berbagai macam, peralatan kandang close house dan memberikan tips cara meningkatkan bobot broiler Hubungi Hp 0856 55 28 11 14

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *