Pergantian Merk Ransum

Apakah penggantian merk ransum ayam dapat menyebabkan kotoran/feses basah serta mengganggu pertumbuhan ayam? Apakah ayam akan tahan terhadap penyakit dengan kondisi sekam basah akibat feses basah?

Jawab :

Penggantian merk ransum bila dilakukan dengan baik tidak akan menyebabkan kotoran/feses basah. Hal tersebut berkaitan dengan kualitas ransum dan teknis tahapan penggantian ransum. Kondisi feses basah bisa disebut dengan istilah wet dropping atau diare, akan tetapi kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Wet dropping adalah kondisi dimana feses ayam menjadi lebih cair dari biasanya tetapi masih terlihat komponen padat dan kondisi ayam masih terlihat sehat. Sedangkan feses ayam dikatakan diare apabila komponen padat sudah tercampur dengan komponen cair sehingga terlihat lebih homogen. Selain itu pada kondisi diare, ayam terlihat pada kondisi yang tidak sehat dan terdapat peningkatan frekuensi buang kotoran.

Feses basah pada ayam bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang terdiri dari faktor infeksius (infeksi bibit penyakit) dan non infeksius. Faktor infeksius yang berasal dari bibit penyakit dapat menyebabkan feses basah, namun biasanya juga diikuti dengan adanya perubahan warna feses. Contohnya penyakit ND dan malaria like yang ditandai dengan feses berwarna hijau, Gumboro dan pullorum ditandai oleh feses berwarna putih pasta dan koksidiosis yang ditandai dengan feses berwarna coklat kemerahan. Selain perubahan bentuk maupun warna feses juga diikuti dengan gejala klinis lainnya, seperti ayam terlihat lesu, ngorok/cekrek, dan kematian tinggi (terutama penyakit yang disebabkan virus seperti ND dan Gumboro).

Sedangkan faktor non infeksius penyebab ayam diare diantaranya :

  • Heat stress (stres panas) yang menyebabkan konsumsi air minum ayam meningkat dibanding konsumsi ransum (9:1), hal ini mengakibatkan feses basah. Ayam yang stres karena perlakuan atau kondisi lingkungan yang kurang nyaman juga dapat mengakibatkan feses basah karena ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh

  • Kualitas nutrisi ransum. Kadar garam yang terlalu tinggi di dalam ransum akan mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga feses ayam menjadi basah. Kadar garam yang tinggi juga akan memicu ayam mengkonsumsi air lebih banyak sehingga menyebabkan ayam mengalami diare. Selain kadar garam, kadar protein yang terlalu tinggi juga dapat menstimulasi terjadinya feses encer. Hal ini terjadi karena asam urat dalam ginjal terlalu tinggi konsentrasinya sehingga memicu ayam mengkonsumsi air minum lebih banyak, akibatnya feses menjadi encer

  • Pemberian obat tidak sesuai aturan pakai. Pemberian obat keras, seperti obat cacing atau obat golongan sulfa yang berlebihan yang dianjurkan juga dapat memicu feses basah pada ayam

Ternak unggas terutama ayam memang sangat peka terhadap perubahan kualitas ransum. Pergantian ransum yang diberikan mendadak, secara tidak langsung juga bisa mengurangi nafsu makan sehingga bisa berakibat pada menurunnya tingkat produksi seperti terhambatnya pertumbuhan ayam. Feses yang basah akan mengganggu pertumbuhan ayam karena akan memicu terjadinya serangan penyakit seperti koksidiosis. Untuk mencegah hal tersebut, ketersediaan dan kualitas ransum harus terjamin sehingga produksi bisa berkesinambungan. Jika situasi memaksa Bapak untuk mengganti merk atau jenis ransum, sebaiknya pergantian dilakukan secara bertahap seperti dibawah ini :

  • Hari pertama = 75% ransum merk lama : 25% ransum merk baru

  • Hari kedua = 50 % ransum merk lama : 50% ransum merk baru

  • Hari ketiga = 25% ransum merk lama : 75% ransum merk baru

  • Hari keempat = 100% ransum merk baru

  • Sebelum dan selama pergantian merk ransum berikan multivitamin seperti Viterpan untuk mencegah ayam stres

  • Perhatikan pula stock ransum di gudang penyimpanan. Pastikan kualitasnya tidak semakin menurun. Sebaiknya lakukan kontrol kualitas ransum.

Jika kualitas ransum rendah, sebaiknya gunakan premiks (tambahan ransum) seperti Promix ke dalam ransum. Promix merupakan feed supplement yang mengandung multivitamin, asam amino, mineral, antioksidan dan growth promoter antibiotic yang berfungsi sebagai pelengkap nutrisi bagi anak ayam, ayam pedaging, petelur dan ayam pembibit.

Feses basah pada ayam pada akhirnya akan menyebabkan sekam menjadi lebih lembab/basah. Sekam yang basah akan menimbulkan beberapa masalah bagi ayam, antara lain :

  • Menghasilkan gas amonia. Selain bau yang menyengat, amonia akan mengiritasi saluran pernapasan ayam. Akibatnya ayam rentan terhadap penyakit terutama penyakit saluran pernapasan seperti CRD, ND, AI dan lain sebagainya

  • Menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit baik virus, bakterial maupun protozoa, sehingga litter tersebut menjadi sumber penularan penyakit

  • Mengundang vektor (serangga penyebar penyakit) seperti lalat

  • Menimbulkan luka di telapak kaki anak ayam dan kemerahan di bagian otot dada. Hal ini karena panasnya amonia tersebut

Oleh karena itu jika sekam lembab/ basah, segeralah diganti. Pergantian pun jangan terlalu sering karena dapat menurunkan produktivitas ayam. Pergantian litter/ sekam disesuaikan dengan keadaan tersebut. Bila jumlah yang menggumpal sedikit, maka dapat dipilah dan dikeluarkan dari kandang. Namun jika jumlah sekam yang basah dan menggumpal sudah banyak, lebih baik tumpuk dengan sekam yang baru hingga yang basah tidak tampak.Untuk mengurangi bau amoniak pada sekam akibat feses basah, semprotkan Protexol.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *