Kesalahan Pemberian Obat

Dokter, Apakah efek samping dari kesalahan pemberian obat yang disebabkan oleh kesalahan diagnosa pada ayam?

Jawab:

Pada dasarnya, agar suatu pengobatan berhasil maka kita harus menerapkan 3 prinsip pengobatan, yaitu jenis obat sesuai dengan penyakit, obat mampu mencapai target organ dan obat tersedia dalam kadar dan waktu yang cukup. Prinsip pengobatan terutama sangat dipengaruhi oleh ketepatan diagnosa. Jika diagnosa terhadap suatu penyakit tidak tepat sehingga terjadi kesalahan dalam pemberian obat, maka dapat menyebabkan tujuan pengobatan tidak berhasil (ayam tetap sakit) atau bahkan kematian semakin meningkat.

Dalam penanganan terhadap suatu penyakit, penggunaan antibiotik diperlukan untuk menghambat pertumbuhan dan mematikan bakteri penyebab penyakit tersebut. Suatu obat (antibiotik) akan bekerja melawan suatu penyakit di dalam tubuh ayam sesuai dengan efektivitasnya, misalnya untuk penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Gram (-), bakteri Gram (+), Mycoplasma atau kombinasi dari ketiganya. Selain itu, efektivitas dari antibiotik ini akan ditentukan oleh daya serap antibiotik di saluran pencernaan. Antibiotik dengan daya serap yang baik di saluran pencernaan diperlukan untuk infeksi sistemik, sedangkan antibiotik dengan daya serap yang kurang baik cocok untuk infeksi di saluran pencernaan.

Misalnya pada ayam yang terserang colibacillosis, kemudian diberikan obat untuk kolera karena kesalahan diagnosa. Dilihat dari penyebabnya kedua penyakit ini merupakan penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Gram (-). Pada kondisi ini mungkin kegagalan pengobatan bisa dihindari karena pada dasarnya obat untuk kolera dapat juga digunakan untuk mengatasi colibacillosis dengan catatan obat yang digunakan memang efektif untuk bakteri Gram (-). Namun, untuk kasus colibacillosis yang umumnya bersifat sistemik, efektivitas antibiotik terhadap bakteri Gram (-) saja tidak cukup, perlu juga ditunjang dengan sifat antibiotik yang penyerapannya baik di dalam usus agar efek obat bisa sampai ke seluruh bagian tubuh.

Lain halnya saat ayam yang terserang CRD kemudian diberikan obat untuk korisa misalnya dari golongan penisilin karena kesalahan diagnosa. Seperti kita ketahui bahwa penyakit korisa disebabkan oleh bakteri Gram (-), sementara CRD disebabkan oleh Mycoplasma. Maka, pemberian antibiotik penisilin yang hanya efektif untuk Gram (-) dan Gram (+) tentu tidak efektif untuk mengatasi penyakit CRD. Dilihat dari mekanisme kerjanya, golongan antibiotik penisilin mematikan bakteri dengan merusak dinding sel. Sementara telah kita ketahui bahwa Mycoplasma tidak mempunyai dinding sel, sehingga pengobatan menjadi tidak efektif. Pada kondisi inilah baru dirasakan kegagalan pengobatan. Jenis obat yang tidak sesuai dengan penyakit CRD menyebabkan ayam tidak sembuh atau bahkan kondisinya semakin parah karena agen penyebab penyakit terus berkembang di dalam tubuh ayam tanpa ada zat yang menghambat atau membunuhnya.

Oleh karena itu, pada saat mendiagnosa penyakit haruslah tepat. Ketepatan diagnosa akan menunjang keberhasilan pengobatan, tentu saja dengan menerapkan 3 prinsip pengobatan.

About dokter unggas

CV.Gavin Corporation adalah perusahaan penyedia produk peternakan unggas terbesar di Indonesia. kami menyediakan berbagai macam, peralatan kandang close house dan memberikan tips cara meningkatkan bobot broiler Hubungi Hp 0856 55 28 11 14

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *